Dikutip dari sawitindonesia.com, setelah melalui proses seleksi proposal Lomba Riset Sawit tingkat Mahasiswa 2019 yang dimulai sejak Sembilan bulan lalu. Dua tim Riset Sawit dari Institut Pertanian Stiper (INSTIPER) Yogyakarta dinyatakan lolos seleksi 10 besar dari 30 proposal riset terbaik oleh tim seleksi dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) sebagai penyelenggara.
Iva Tri Wulandari dan Bella Cynthia Silaen, keduanya adalah ketua tim yang dinyatakan lolos. Masing-masing tim beranggotakan tiga mahasiswa dan didampingi dosen pembimbing Dr.Ir Hermantoro, M.S, IPM dan Rengga Arnalis Renjani S.Tp, M.Sc, IPM.
Tim Iva Tri Wulandari berjudul “Alat Panen Otomatis berbasis Pneumatic Spring Return untuk Meningkatkan Efisiensi Panen Kelapa Sawit”, sementara tim Bella Cynthia Silaen dengan judul “Smart Storage Tank: Sebuah Sistem Kendali Mutu Crude Palm Oil (CPO) melalui Sirkulasi dan Temperatur untuk Mengurangi Oil Losses dan Penurunan Kualitas CPO Produksi Selama Penyimpanan”. Kedua tim riset mahasiswa adalah mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian INSTIPER.
Kedua tim riset mahasiswa dari INSTIPER dan finalis lainnya akan kembali mempresentasikan proposal risetnya di hadapan dewan juri untuk menentukan tiga tim terbaik, pada 12 – 13 Juli 2019, di IPB International Convention Center (IICC), Botani, Bogor Jawa Barat. Keberangkatan dua tim dari kampus (INSTIPER) menuju Bogor, dilepas langsung oleh Dr. Ir. Harsawardana, M.Eng selaku Rektor INSTIPER Yogyakarta, Kamis (11 Juli 2019).
Di hadapan dewan juri, Iva Tri Wulandari selaku Ketua Tim Riset (Pertama) akan menjelaskan, tiga hal yang mendasari penelitiannya. “Pertama, pentingnya panen dalam proses budidaya kelapa sawit. Kedua, jika proses agronomi sudah dilakukan dengan baik, buah yang sudah masak harus segera dipanen. Ketiga, semakin sulit mencari tenaga pemanen.
“Hal inilah yang mendasari untuk memberikan sentuhan mekanisasi dalam proses panen terutama pada proses menurunkan buah. Selama ini pemotongan buah masih dilakukan secara manual menggunakan dodos atau egrek. Pemanfaatan gaya pneumatic yang berasal dari daya dorong dari gas yang berasal kompresor akan mengarahkan mata dodos untuk bergerak maju memotong pelelah atau tandan buah kelapa sawit, sedangkan untuk gerakan kembali dari mata dodos menggunakan spring atau per/pegas untuk mengembalikan mata dodos ke posisi semula,” jelas Iva.
Selanjutnya, Isran Mohamad Pakaya dan Martinus Tambunan yang merupakan anggota tim menambahkan, di masa mendatang alat ini dapat dilengkapi dengan tangan robot yang kerjanya seperti egrek dan dilengkapi sensor berbasis artificial intelligence untuk mengenali kematangan buah sehingga buah yang dipanen benar-benar buah yang masak dan tidak menurunkan kualitas CPO yang dihasilkan.
Sementara, Bella Cyntia Silaen, Ketua Tim Riset (Kedua) juga akan menyampaikan proposal riset tentang pemanfaatan gaya konveksi untuk menggerakkan CPO bertemperatur panas di bagian atas ke bagian bawah. Namun proses konveksi tersebut memerlukan waktu lama sehingga dikhawatirkan dapat meningkatkan asam lemak bebas di dalam CPO dan menurunkan kualitas CPO.
“Tim kami berusaha memodifikasi storage tank tersebut dengan menambahkan alat yang dapat mengontrol sirkulasi CPO sehingga terjadi sirkulasi temperatur di dalam tanki. Pada tanki ini juga kami pasang sensor yang dapat menghidupkan dan mematikan alat secara otomatis,” ujar Bella.