Dikutip dari cnnindonesia.com, Asean Science Technology and Innovation Fund (ASTIF) membagikan dana maksimal US$50 ribu atau sekitar Rp708,7 juta untuk dana penelitian. Dana ini akan disalurkan bagi peneliti dengan proposal penelitian terbaik.
“Pada awalnya pembentukan ini tahun 1978 semua negara berkomitmen untuk memberikan sumbangan jadi kita menyumbang sebanyak US$1 juta. Kalau kesepuluh negara jadi US$ 10 juta,” kata Kepala Biro Kerja Sama dan Komunikasi Publik Kemenristekdikti, Nada Marsudi, di sela-sela acara 76th Asean Costi yang berlangsung di Nusa Dua, Bali, Selasa (27/6).
ASEAN Committee on Science Technology and Innovation (Costi) ke 76 ini digelar di Hotel Inaya Putri Nusa Dua, Bali pada 26 sampai 28 Juli 2019.
Dalam perhelatan yang dilakukan setiap dua tahun ini disepakati kesepuluh negara Asean siap mendukung peneliti lokal di bidang sains, teknologi dan dan inovasi yang akan digunakan untuk Industri 4.0.
Dalam Asean Costi ke-76 ini Indonesia memiliki agenda untuk mendorong Asean memasukkan Revolusi Industri 4.0 ke dalam berbagai program ASEAN terkait sains dan teknologi.
Selain itu Indonesia juga akan mendorong Program Public Private Partnership yang merupakan kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan swasta)d i antara negara anggota Asean.
Salah satu caranya dengan dengan menyelenggarakan Workshop Asean Public Private People Partnership pada Selasa, 25 Juni 2019 dalam rangkaian Asean Costi ke-76 di Bali ini.
“Selama ini kesannya Costi ini sains dan teknologi saja, tapi sentuhan dari triple helix of innovative program yang berupa kerja sama pemerintah, industri, dan akademisi) masih jauh. Mereka pada dasarnya peneliti, tapi penelliti itu bukan hanya menghasilkan paper, tapi juga harus berguna,” kata Nada.