Dikutip jawapos.com, tim peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar penelitian soal penyebab meninggalnya 527 jiwa (data Kementerian Kesehatan RI, red) petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Hasilnya, kematian itu disebabkan sejumlah penyakit dan tidak ditemukan adanya racun.
“Data hasil penelitian UGM menunjukan bahwa semua yang meninggal itu disebabkan oleh penyebab natural. Semuanya disebabkan oleh problem kardiovaskuler, entah jantung, stroke atau gabungan dari jantung dan stroke,” kata Koordinator Peneliti UGM, Abdul Gaffar Karim dalam keterangan tertulisnya pada JawaPos.com, Kamis (27/6).
“Jadi kami tegaskan, sama sekali tidak ditemukan indikasi misalnya diracun atau sebab-sebab lain yang lebih ekstrim,” jelasnya.
Selain itu, lanjut Gaffar, tim peneliti juga menemukan adanya kendala terkait bimbingan teknis (bimtek), logistik, dan kesehatan masing-masing petugas KPPS. Sehingga, bisa dikatakan bahwa dampak beban kerja yang terlalu tinggi dan riwayat penyakit yang diderita anggota KPPS sebelumnya, menjadi penyebab atau meningkatkan risiko terjadinya kematian dan sakitnya petugas KPPS.
Ditambah lagi, kata Gaffar, dengan lemahnya manajemen risiko di lapangan yang menyebabkan sakitnya petugas KPPS tidak tertangani dengan baik sehingga menyebabkan kematian.
“Jadi temuan kami, (KPPS) yang tidak ada penyakit dan misalnya bisa meng-handle tekanan-tekanan dengan baik, itu mereka tidak mengalami peristiwa (kematian dan sakit),” ujarnya.
Untuk diketahui, penelitian ini dilakukan oleh tim peneliti UGM lintas fakultas, yaitu Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol), Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK), dan Fakultas Psikologi. Penelitian dilakukan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Dari 11.781 TPS yang tersebar di seluruh DIY, tim peneliti melakukan penelitian di 400 TPS. Adapun dari sekitar 400 petugas KPPS yang meninggal, 12 di antaranya berasal dari DIY.
Pada kesempatan yang sama, peneliti Fakultas Psikologi UGM Faturcohman menambahkan, berdasarkan hasil otopsi verbal yang dilakukan tim peneliti, ditemukan bahwa rata-rata beban kerja petugas KPPS sangat tinggi selama hari pemungutan suara, tetapi juga sebelum dan sesudahnya.
“Tuntutan kerjanya tinggi, keterlibatannya tinggi, sehingga secara psikologis juga muncul kelelahan di atas rata-rata, Tuntutan dan keterlibatan petugas KPPS sangat tinggi sehingga menyebabkan kelelahan yang berujung pada sakit atau bahkan kematian,” pungkas Faturcohman.
Diketahui, hasil penelitian UGM ini membantah beredarnya kabar hoaks yang menyebut meninggalnya ratusan petugas KPPS karena diracun. Informasi bohong tentang diracunnya petugas KPPS sempat beredar di media sosial.