Dikutip dari medcom.id, para ilmuwan pernah menduga sel otak atau neuron atau sel-sel jantung adalah sel tertua dalam tubuh. Lewat sebuah penelitian terbaru periset menemukan, selain otak, sel-sel hati dan pankreas juga mengandung sel-sel dengan rentang hidup panjang, bahkan ada yang setua neuron.
Temuan para peneliti dari Salk Institute menunjukkan adanya “usia mosaik” dan diterbitkan dalam jurnal Cell Metabolism, 6 Juni 2019. Metode ini dapat diterapkan pada hampir semua jaringan tubuh untuk memberi informasi mengenai fungsi sel-sel yang tidak membelah dan bagaimana sel kehilangan kontrol atas kualitas, integritas protein, dan struktur sel penting selama penuaan.
“Kami terkejut menemukan struktur seluler dasarnya setua organisme yang mereka tinggali,” kata Wakil Presiden Salk, Chief Science Officer dan penulis senior studi Martin Hetzer seperti dimuat dalamĀ Science Daily.
Studi menunjukkan kompleksitas seluler yang lebih besar daripada yang dibayangkan sebelumnya. Pada saat bersamaan, peneliti menemukan implikasi menarik mengenai penuaan organ, seperti otak, jantung, dan pankreas.
Sebagian besar neuron di otak tidak membelah saat dewasa karenanya mengalami umur panjang dan mengalami penurunan seiring penuaan. Namun umur sel di luar otak sulit ditentukan.
Studi dilakukan dengan gagasan bahwa neuron berusia tua sementara sel lain relatif muda dan beregenerasi sepanjang masa hidup organisme. Sel neuron digunakan sebagai batas usia untuk membandingkan sel-sel yang tidak membelah.
Tim kemudian menggabungkan pelabelan isotop elektron dengan metode pencitraan hibrid (MIMS-EM) untuk memvisualisasikan dan mengukur usia sel dan protein di beberapa organ. Yaitu otak, pankreas, dan hati pada model tikus muda dan tua.
Awalnya, peneliti menentukan usia neuron dan memvalidasi bahwa neuron seusia organisme. Tapi yang mengejutkan, sel-sel yang melapisi pembuluh darah atau endotel juga ada yang setua neuron. Ini berarti beberapa sel non-neuronal tidak mereplikasi atau beregenerasi sepanjang umur.
Pankreas, organ yang bertanggung jawab menjaga kadar gula darah dan mensekresi enzim pencernaan juga menunjukkan sel-sel dengan berbagai usia, yang setua neuron dan lebih muda.
Pada sel hati, peneliti menemukan ada sel-sel setua usia tikus dewasa. Sementara sel-sel yang melapisi pembuluh darah, dan sel-sel mirip bintang di hati memiliki umur pendek. Secara tidak terduga, hati juga menunjukkan mosaikisme usia yang mengarah pada jalur baru penelitian regeneratif organ.
“Berkat teknologi visualisasi baru kami dapat menentukan usia sel dan kompleks supramolekulnya lebih akurat daripada sebelumnya. Ini membuka pintu baru untuk mempelajari semua sel, jaringan, dan organ dalam keadaan normal dan dalam keadaan berpenyakit,” kata Profesor Ilmu Saraf di Fakultas Kedokteran UC San Diego Mark Ellisman.
Selanjutnya, penulis berencana menguraikan perbedaan rentang hidup asam nukleat dan lipid. Mereka juga ingin memahami kaitan usia mosaik dengan kesehatan dan penyakit seperti diabetes tipe 2.