JAKARTA- Modal sosial merupakan salah satu aspek penting dalam mendukung tumbuh kembangnya perekonomian secara baik. Modal sosial itu meliputi, kepercayaan, kohesivitas, altruisme, perasaan tidak egois, gotong royong, dan jaringan untuk kolaborasi. “Bahwa ekonomi good akan berakselerasi, selain ada konektivitas, aksesibilitas, tetapi juga modal sosial,” kata Wihana Kirana Jaya Staf Ahli Kementerian Perhubungan, dalam sebuah seminar yang digelar Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia di Hotel Morrissey, Jakarta Pusat, Rabu (12/6).
Wihana menyebutkan, musim mudik merupakan ruang untuk memperbaiki modal sosial, terlebih setelah melewati momen pemilu yang kental dengan segala perbedaan yang dapat menimbulkan gesekan sosial. Pada tahun ini, pemerintah telah banyak membangun infrastruktur terutama jalur Tol Trans Jawa dan Sumatera untuk melancarkan sirkulasi arus mudik maupun balik. Dengan berbagai pembangunan itu, konektivitas antardaerah juga menjadi lebih mudah.
Ia mengaku, sempat menjajal jalur darat dari Yogyakarta ke Brebes yang hanya memakan waktu 3 jam 25 menit melalui jalur tol. “Saya membayangkan, kalau membawa barang ini efisien sekali,” terangnya.
Selain menyiapkan infrastruktur, pemerintah juga telah mengatur mudik melalui regulasi formal, baik berupa aturan maupun surat edaran. “Ada apresiasi dari masyarakat, ada trust masyarakat mengikuti aturan-aturan yang ada,” katanya.
Wihana mengatakan, menurut para ekonom dengan konektivitas yang baik akan dapat membawa barang secara cepat. Arus mudik tidak hanya memindahkan orang dari satu tempat ke tempat lain, tetapi juga membawa berbagai barang. Ia menyebutkan, mudik telah memberikan banyak dampak ekonomi bukan hanya bagi jasa transportasi melainkan juga meningkatkan perekonomian provinsi kabupaten/kota bahkan perdesaan. (MJ)