Dikutip dari ekonomi.bisnis.com, Badan Litbang dan Inovasi (BLI) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mendorong agar produk hasil penelitian dapat dipasarkan secara umum.
Kepala BLI KLHK Agus Justianto menilai produk yang dihasilkan dari penelitian yang dilakukan harus bisa masuk masuk dalam virtual era dan society era, dengan merintis komersialiasi, bisnis dan marketing.
“Saya berharap research and development tidak berhenti pada publikasi dan buku, namun sudah saatnya bergerak untuk membangun bisnis dan entrepreneur,” kata Agus di Jakarta, Selasa (28/5/2019).
Agus mengatakan badan litbang tidak boleh hanya menjadi sebuah badan peneliti yang berkontribusi untuk memberikan masukan terhadap sebuah kebijakan pemerintah atau menghasilkan penelitian, tetapi harus bisa untuk memasarkan produk yang dihasilkan dari penelitian yang dilakukan.
“Jadi, dengan memasarkan hasil penelitian, itu juga menyesuaikan dengan perubahan zaman, sekarang di era digital, kami sudah menginisiasi [agar para peneliti dan stakeholder terkait] melakukan digital marketing,” lanjutnya.
Dia mengklaim sejak 2 tahun lalu, BLI telah menghasilkan 24 produk unggulan dari 77 produk yang diteliti di Lingkup KLHK. Salah satunya adalah Alat Identifikasi Kayu Otomatis (AIKO).
Alat yang berupa aplikasi tersebut diklaim dapat mempersingkat proses indentifikasi kayu dalam waktu beberapa detik yang selama ini memakan waktu lama sekitar 1-2 minggu.
AIKO merupakan hasil kerja sama penelitian antara P3HH dan Pusat Penelitian Informatika (P2I) LIPI. AIKO adalah aplikasi mobile phone berbasis Android yang mampu mengidentifikasi kayu melalui gambar foto penampang kayu.
Tingkat akurasi AIKO untuk mengindentifikasi identitas kayu secara lengkap adalah 97%. Nantinya, data yang akan keluar berupa informasi nama ilmiah kayu, berat jenis kayu, kelas kuat kayu, kelas awet kayu, klasifikasi perdagangannya, dan rekomendasi penggunaan.
Informasi jenis kayu tersebut didapatkan dari server yang dikelola Badan Litbang dan Inovasi (BLI) KLHK. Data yang ada di server bersumber dari Xylarium Bogoriense.
Xylarium Bogoriense merupakan merupakan perpustakaan kayu dengan jumlah spesimen otentik terbesar di dunia. Xylarium ini menyimpan sekitar 193.858 spesimen otentik.
Sebagai tempat dokumentasi koleksi keragaman jenis kayu Indonesia, Xylarium Bogornise bermanfaat sebagai penunjang penelitian dan sumber informasi ilmiah jenis kayu (nama lokal, nama ilmiah, keragaman jenis, dan persebaran jenis kayu) dan bahan rujukan utama dalam identifikasi kayu.
Xylarium Bogoriense didirikan sejak 1914 dan sudah diakui secara global sejak 1975 oleh International Assosiation of Wood Anatomists (IAWA).