Dikutip dari gatra.com, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar Rapat bersama dalam rangka menindaklanjuti upaya-upaya untuk pengelolaan Taman Nasional Komodo (TNK) yang lebih optimal. Rapat dipimpin langsung oleh Sekda NTT Ir. Benediktus Polo Maing, di Ruang Rapat Sekda Gedung Sasando, Selasa (14/5).
Sekda NTT mengatakan pentingnya melakukan kajian dan penelitian mengenai Taman Nasional Komodo. Karena dengan hasil penelitian oleh pihak Universitas Nusa Cendana (Undana) nantinya bisa menjadi acuan untuk mengkonkretkan kebijakan-kebijakan Pemerintah Provinsi NTT dan dari Kementerian pusat.
“Dengan kerja sama kita bersama tim peneliti Undana ini, maka tentunya akan menjadi bagian penting dari pengelolaan habitat komodo untuk memprioritaskan keberlangsungan hidup komodo. Termasuk dalam menindaklanjuti ditutupnya Taman Nasional Komodo pada 1 Januari 2020 nanti,” kata Ben Polo Maing.
Selain taman nasional Komodo, untuk ke depan kata Ben, juga perlu dilakukan pengkajian penelitian pada destinasi pariwisata NTT yang lain, selain TNK. “Untuk pertama ini kita lakukan dulu penelitian untuk taman nasional Komodo. Nanti kedepan destinasi wisata lain itu perlu diteliti untuk dikembangkan,” katanya.
Sementara itu, Wakil Rektor Undana Bidang Kerja Sama Undana Ir I Wayan Mudita,S.Sc,Ph.D, mengatakan, Undana telah menyiapkan tim peneliti secara internal dan juga mendukung kebijakan penutupan TNK oleh Pemprov NTT 1 Januari 2020 mendatang
“Kita juga menginginkan dukungan Pemda untuk memfasilitasi tim peneliti. Kita akan bekerja sesuai koridor, tentunya melalui perencanaan. Karenanya, perlu adanya legatimasi seperti MOU atau surat dari Gubernur,” jelas I Wayan Mudita.
Direktur Program Pascasarjana Undana yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Peneliti, Prof.Drs.Mangadas Lumban Gaol,M.Si,Ph.D, mengatakan Taman Nasional Komodo harus dikaji terus menerus.
“Taman Nasional Komodo memerlukan kajian penelitian terus-menerus mulai dari habitat, keadaan dan kesehatan komodo sendiri, ketersediaan pangan juga sumber daya alam dan ekosistem sekitar TNK. Kita juga melibatkan stakeholders yang hadir dalam rapat ini, sehingga hasil kajian penelitian bisa komprehensif dan dapat membuahkan kebijakan yang positif pada TNK,” jelas Mangadas.
Sementara itu, Kepala Balai KSDA NTT, Ir.Timbul Batubara,M.Si, juga mengatakan perlunya tata kelola dan konservasi sesuai konteks yang ada.
“Kita berharap tim peneliti Undana untuk melihat adanya tata-kelola dan konservasi yang harus dilakukan dengan menyesuaikan konteks yang ada pada TNK. “Harus ada value yang universal. Kita juga akan mendukung untuk kajian penelitian bagi seluruh kawasan di Nusa Tenggara Timur,” katanya.