Dikutip dari ayobandung.com — Ketergantungan Indonesia kepada energi fosil minyak masih amat tinggi yang mencapai 37%, diikuti oleh gas dan batu bara yang masing–masing 21.2% dan 33.4%.
“Pemerintah telah mencanangkan target 23% penggunaan energi terbarukan dapat tercapai pada 2025,” jelas Kepala Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik LIPI, Budi Prawara.
Budi menjelaskan, Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik LIPI memiliki beberapa hasil penelitian terkait energi terbarukan dan transportasi ramah lingkungan. “Hal ini untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam hal konservasi dan diversifikasi energi di masa mendatang,” jelasnya.
Beberapa riset di bidang energi terbarukan antara lain, teknologi pembangkit listrik tenaga kinetik air Pico Hydro. “Pembangkit listrik ini bisa menghasilkan energi listrik bahkan dari debit air yang sangat kecil. Bentuk turbin sederhana, mudah dipasang, serta ramah bagi organisme air seperti ikan,” jelas peneliti Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik LIPI, Anjar Susatyo.
Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik LIPI juga telah mengembangkan konverter cerdas Smart Microgrid. Teknologi ini mampu mengkonversi sumber energi dari sinar matahari, angin, air, dan biogas untuk pemakaian listrik.
“Kelebihan pasokan energi yang dihasilkan juga disimpan dalam baterai & dapat digunakan pada saat beban puncak. Hal ini bisa menjadi solusi dalam kemudahan akses sumber energi terbarukan,” ujar Agus Risdiyanto dari Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik LIPI.
Sementara untuk mengurangi angka pencemaran udara dari gas pembuangan kendaraan bermotor, Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik LIPI telah melakukan riset untuk pengembangan Hydrogen Internal Combustion Engine (Hidrogen ICE) sebagai solusi masa depan untuk mengganti bahan bakar minyak.
“Produk hasil pembakarannya hanya air sehingga tidak menjadi polusi,” jelas peneliti Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik LIPI , Arifin Nur.