Dikutip dari koran-jakarta.com – Universitas Jember (Unej) melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) meluncurkan teknologi Agriino-Handheld nutrient sensing system dan drone based plant monitoring yang menggunakan pesawat nirawak. Teknologi ini untuk mendukung pertanian presisi sehingga dapat memudahkan petani dalam mengelola lahan pertaniannya.
“Teknologi itu untuk mengestimasi kandungan nutrisi serta memberikan rekomendasi jumlah pupuk yang perlu diberikan sesuai dengan kebutuhan tanaman saat pengukuran secara realtime,” kata pencipta produk agriino handheld nutrient sensing system, Bayu Taruna Wijaya Putra PhD, di Jember, Rabu (10/4).
Menurut Bayu, alat tersebut untuk mengestimasi nutrisi pada tanaman secara realtime, sehingga petani bisa menentukan apakah tanaman tersebut butuh untuk dipupuk atau tidak. Dengan begitu, petani tidak perlu melakukan pengukuran secara manual yang dapat menghabiskan tenaga.
“Teknologi itu bertujuan untuk mengestimasi kandungan nutrisi serta memberikan rekomendasi terhadap jumlah pupuk yang perlu diberikan sesuai dengan kebutuhan tanaman saat pengukuran secara realtime,” kata Bayu.
Terus Diperbarui
Bayu mengatakan fitur-fitur yang tersedia di dalamnya terus diperbarui guna memenuhi kebutuhan dan keinginan petani, baik skala industri ataupun petani kecil. Dengan begitu, produk itu sangat cocok untuk pertanian atau perkebunan, terutama untuk lahan dengan topografi yang berbukit-bukit serta terdapat banyak pohon naungan.
“Cara kerja aplikasi itu berbasis Android dan sudah dikembangkan perangkat kerasnya. Dari gambar akan dianalisa secara langsung dari aplikasi yang berbasis Android dan seketika itu muncul rekomendasi untuk memberikan atau tidak nutrisi pada tanaman,” tutur Bayu.
Sementara Ketua LP2M Unej, Achmad Subagio, mengatakan penggunaan teknologi digital di berbagai bidang meningkat secara signifikan, tidak terkecuali di bidang pertanian. Untuk mengetahui kondisi pertanian dibutuhkan informasi atau data yang relevan, salah satu caranya adalah dengan menggunakan pesawat nirawak atau dikenal dengan drone.
“Melalui pengumpulan dan analisa data yang tepat dan cepat serta dengan skala yang lebih luas, petani dapat memperoleh informasi yang bermanfaat. Informasi tersebut, antara lain tentang keadaan lahan pertanian yaitu sifat biofisik tanaman seperti warna daun, ukuran tanaman, kondisi gulma, hama/penyakit, dan faktor penting lainnya. Faktor-faktor penting itulah yang digunakan untuk alat pengambilan keputusan secara presisi,” kata Achmad.
Di negara maju, lanjut Achmad, penggunaan teknologi nirawak sudah masif dipakai untuk pertanian presisi, namun di Indonesia, teknologi tersebut terbilang baru. Untuk itu, perlu adanya inovasi guna memperkecil kesenjangan teknologi antara negara maju dan berkembang.
“Handheld nutrient sensing system dan drone based plant monitoring merupakan teknologi yang mempunyai keunggulan bisa digunakan kapan saja tanpa batasan waktu penggunaan baik siang atau malam,” ujar Achmad