Dikutip dari merdeka.com, selama ini banyak bayi yang sudah terlahir dengan HIV karena diturunkan dari orangtua mereka. Namun di masa mendatang, diturunkannya HIV kepada bayi ini kemungkinan bisa dihindarkan.
Dilansir dari Medical Daily, peneliti dari University of Michigan menemukan cara yang efektif bagi pasangan pengidap HIV agar mampu memiliki keluarga tanpa menurunkan infeksi penyakit tersebut pada buah hati mereka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa inseminasi vaginal merupakan cara yang aman dan efektif bagi para wanita dengan HIV agar mampu mengandung.
“Orang yang memiliki infeksi HIV stabil lebih berfokus pada integrasi sepenuhnya pada masyarakat mereka serta menjalani hidup produktif,” jelas Okeoma Mmeje, peneliti dan asisten profesor bidang obstetrik dan ginekologi di Michigan Medicine.
“Hasil penelitian ini menjelaskan metode yang layak, aman, dan efektif bagi wanita yang memiliki HIV agar bisa hamil,” sambungnya.
Pasangan dengan HIV sering disarankan agar tak memiliki anak karena takut infeksi tersebut dapat diturunkan kepada bayi mereka. Dokter juga merekomendasikan perawatan antiretroviral untuk menolong pasien menjaga virus agar tetap pada tingkat yang rendah dan menurunkan risiko penyebaran HIV.
Walau begitu, peneliti menyebut bahwa masalah mungkin tetap muncul pada penggunaan terapi ini seperti pada kurangnya asesmen secara rutin untuk memastikan penyebaran virus yang tak terdeteksi. Hal ini yang terpecahkan dari hasil penelitian terbaru yang baru ditemukan di University of Michigan ini.
Tim peneliti menyebut bahwa pasangan yang wanitanya positif HIV sedangkan pria-nya tidak, dapat melakukan inseminasi vaginal agar dapat memiliki anak tanpa menurunkan HIV yang mereka miliki. Hasil ini muncul berdasar analisis dari sejumlah pasangan di Kenya.
Sekitar 44 persen dari pasangan di Kenya dilaporkan merupakan HIV-serodiscordant. Sekitar 20 hingga 50 persen bagian dari kelompok ini mengatakan bahwa mereka memiliki minat memiliki anak.
Untuk penelitian ini, tim peneliti mengikuti partisipan selama dua bulan dan mengawasi infeksi menular seksual mereka. Peneliti menemukan bahwa inseminasi vaginal ketika dilakukan hingga enam siklus menstrual ternyata membuahkan enak kelahiran tanpa adanya transmisi HIV.
Metode ini disebut Mmeje dapat diimplementasi pada program pencegahan HIV di seluruh dunia.
“Hasil temuan kami dapat diaplikasikan untuk lingkungan dengan sumber daya rendah di seluruh dunia,” jelas Mmeje.
“Strategi ini dapat memiliki dampak yang sangat besar untuk menguatkan wanita penderita HIV dengan pilihan reproduksi yang murah dan gampang diakses dan mendukung keinginan mereka untuk memiliki anak,” tandasnya.