Dikutip dari daulat.co, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan bahwa gelaran Annual Conference Research Proposal (ACRP) 2019 tidak sekadar upaya Kemenag dalam memfasilitasi para peneliti dan dosen. Lebih dari itu, ACRP untuk lebih memberikan sumbangsih bagi dunia karena Indonesia merupakan laboratorium yang sangat istimewa.
“Dunia melihat Indonesia sebagai negara yang luar biasa kaya akan khazanah keilmuan karena nilai agama bisa secara baik terintegrasi dalam kehidupan keseharian,” kata Menag saat membuka Annual Conference Research Proposal (ACRP) 2019 di Serpong, Tangerang, Banten, Selasa (26/3).
Untuk itu, Menag yang didampingi Dirjen Pendis Kamarudin Amin dan Direktur Diktis Arskal Salim mengajak kepada para peneliti dan dosen untuk lebih mengedepankan bentuk penelitian yang temanya relevan dengan konteks kekinian.
“Penelitian adalah jihad untuk bersunguh sungguh menemukan hal baru sesuai kontek kekinian sementara publikasi ilmiah adalah bentuk dakwah dalam bentuk khidmat kepada masyarakat,” ucap Menag.
Misalnya, lanjut Menag dengan melakukan penelitian PMA tentang tata cara pemilihan rektor, UU PNPS Nomor 1 Tahun 1965, UU Perkawinan dan regulasi lain yang mungkin tidak relevan lagi dengan kondisi kekinian.
Menag menambahkan bahwa penelitian yang dilakukan tidak semata memperkaya tema penelitian namun bisa diaplikasikan dalam membangun sistem kehidupan, regulasi dan tataran kehidupan bersama sehingga manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.
Untuk diketahui, gelaran ACRP Tahun 2019 ini mengusung tema ‘Meningkatkan Kinerja Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Melalui Penelitian, Publikasi Ilmiah dan Pengabdian Kepada Masyarakat’.
ACRP tahun 2019 merupakan event kali kedua setelah sukses ACRP di tahun 2018 dan dihadiri ratusan peneliti. Dari 2.314 Proposal yang masuk tim reviewer ACRP 2019 berhasil menyaring dan menetapkan 566 nomine penerima bantuan penelitian, publikasi ilmiah, dan pengabdian kepada masyarakat.