JAKARTA – Riset dan hasil inovasi yang dihasilkan di perguruan tinggi haruslah sesuai dengan kebutuhan industri. Untuk itu perguruan tinggi didorong proaktif bersinergi dengan industri. Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristekdikti Muhammad Dimyati mendorong agar perguruan tinggi bisa bersinergi dengan industri untuk menghasilkan sebuah produk penelitian yang berkulitas.
“Sinergi ini tidak bisa dipungkiri, supaya nanti hasil risetnya bisa dimanfaatkan masyarakat dan menjadi produk andalan bangsa indonesia,” kata Dimyati pada acara Dies Natalis FMIPA Universitas Indonesia, Rabu (16/1).
Sementara itu, Managing Director Sinar Mas, Saleh Husin meminta perguruan tinggi berkoordinasi dengan dunia usaha atau industri sebelum melakukan riset. Karena dia menemukan banyak riset yang tidak bisa dimanfaatkan oleh industri, karena tidak sesuai dengan kebutuhan.
“Harapan kami bagaimana sebelum melakukan riset itu berkoordinasi dengan dunia usaha yang dalam hal ini industri, untuk mengetahui apa yang dibutuhkan. Begitu diriset, ada match sehingga bermanfaat hasil risetnya,” ujar Saleh.
Saleh menuturkan, industri dan perguruan tinggi pada dasarnya saling membutuhkan. Bagi industri, riset perguruan tinggi bermanfaat untuk mengembangkan perusahaan. Sementara bagi perguruan tinggi, industri dapat menyokong pendanaan, sehingga tidak terlalu bergantung pada bantuan APBN yang jumlahnya terbatas.
“Dunia industri pasti akan membantu secara finansial, sehingga universitas atau laboratorium dapat terbantu secara pendanaan,” terang dia.
Dia juga menyebut Sinar Mas telah memberi suntikan dana sebesar Rp 7 miliar untuk melengkapi peralatan laboratorium F-MIPA UI. Diharapkan dari gedung delapan lantai itu akan muncul riset-riset yang berguna bagi industri.
“Tidak hanya Sinar Mas, tapi juga dunia industri lainnya sangat berkepentingan dengan hasil-hasil riset MIPA ini,” ucap dia. (republika.co.id)