Dikutip dari tirto.id – Ombak besar dan gelombang tinggi terjadi di perairan Kalimantan yang berbatasan dengan Malaysia awal tahun 2019. Ombak itu menghancurkan beberapa fasilitas umum salah satunya tanggul pantai.
Beberapa hari sebelumnya, ombak besar juga terjadi di Bali yang menewaskan satu orang anak. Peristiwa itu terjadi menjelang malam tahun baru.
Seperti diwartakan Antara, anak itu terseret ombak saat sedang berenang di pantai. Ada dua orang anak yang terseret, tetapi hanya satu orang yang bisa selamat.
Akhir-akhir ini gelombang laut masih cukup besar terjadi di beberapa perairan di Indonesia. Hal itu bisa jadi dipengaruhi oleh angina kencang dan iklim. Penelitian terbaru mengatakan terdapatpertumbuhan energi laut secara global.
Borja G. Reguero dalam penelitian terbaru yang diterbitkan 14 Januari 2019 di Nature Communications melaporkan, energi gelombang laut telah tumbuh dan meningkat secara global, dan ada hubungan langsung antara pemanasan laut dan peningkatan energi gelombang.
Borja G. Reguero dan rekan-rekannya dalam penelitian ini berfokus pada energi yang terkandung dalam gelombang laut yang ditransmisikan dari angin dan diubah menjadi gerakan gelombang. Metrik ini, yang disebut kekuatan gelombang, telah meningkat dalam hubungan langsung dengan pemanasan historis permukaan laut.Pemanasan laut bagian atas, diukur sebagai tren kenaikan suhu permukaan laut, telah mempengaruhi pola angin secara global dan hal ini, membuat gelombang laut lebih kuat.
“Untuk pertama kalinya, kami telah mengidentifikasi sinyal global tentang efek pemanasan global dalam iklim gelombang. Faktanya, kekuatan gelombang telah meningkat secara global sebesar 0,4 persen per tahun sejak 1948, dan peningkatan ini berkorelasi dengan meningkatnya suhu permukaan laut, baik secara global maupun wilayah lautan,” kata Reguero
Dilansir pusat berita UC Santa Cruz, Inigo J. Losada yang terlibat dalam penelitian mengatakan bahwa perubahan iklim memodifikasi lautan dengan cara yang berbeda, termasuk perubahan sirkulasi atmosfer laut dan pemanasan air.
“Temuan ini menunjukkan bahwa kekuatan gelombang global dapat menjadi indikator yang berpotensi berharga dari pemanasan global dan kenaikan permukaan laut global, mirip dengan konsentrasi karbon dioksida,” kata Losada.
Dengan memahami bagaimana energi gelombang laut merespons pemanasan samudera kita dapat mengantisipasi dampak terhadap infrastruktur, kota-kota pesisir, dan negara kepulauan kecil.
Gelombang laut menentukan di mana orang membangun infrastruktur seperti pelabuhan atau membutuhkan perlindungan melalui pertahanan pantai seperti pemecah gelombang dan tanggul.
Aktivitas gelombang adalah salah satu pemicu utama perubahan dan banjir di pesisir. Ditambah dengan meningkatnya energi gelombang, efeknya bisa menjadi lebih parah. Kenaikan permukaan laut akan semakin memperburuk efek ini dengan memungkinkan lebih banyak energi gelombang untuk mencapai pantai.
Efek dari peningkatan energi ini sangat jelas selama musim badai paling energik, seperti yang terjadi selama musim dingin 2013-14 di Atlantik Utara, yang berdampak pada pantai barat Eropa atau musim angin topan 2017 yang menghancurkan di Karibia, yang memberikan pengingat keras akan kekuatan destruktif dan dampak ekonomi dari badai pantai itu.