News

Peneliti LIPI: Tanah Cekungan Bandung Tidak Berpotensi Likuifaksi

Bandung – Tanah di sebagian wilayah cekungan Bandung secara teori tidak berpotensi likuifaksi saat terjadi gempa kuat. Kesimpulan itu berdasarkan penyelidikan tanah oleh Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bandung yang dilakukan pada kurun 2015-2017.

Adrin Tohari, anggota penelitian, mengatakan lapisan tanah cekungan Bandung dominan berjenis lempung lunak. Ketebalannya dari permukaan sampai kedalaman 15 meter. “Secara teori tidak akan mengalami likuifaksi,” katanya saat dihubungi Sabtu, 13 Oktober 2018.

Likuifaksi atau pelulukan tanah, ujar Adrin, biasanya hanya terjadi pada jenis tanah berpasir gembur ketika terjadi gempa besar. Contoh kejadian likuifaksi misalnya saat terjadi Gempa Lombok dan Gempa Donggala yang berskala magnitude 7 dengan kedalaman dangkal antara 10-15 kilometer.

Bentuk likuifaksi ada yang berupa retakan tanah disertai keluarnya air sesaat dan pasir dari dalam tanah ke permukaan. Manifestasi lain berupa pencairan tanah berpasir gembur oleh air tanah dangkal akibat guncangan kuat gempa seketika.

Tanah yang terlikuifaksi hingga menjadi seperti bubur lumpur di beberapa tempat di Palu dan sekitarnya menimbulkan kengerian tambahan selain terjangan tsunami dan bangunan runtuh pasca gempa kuat. Sebab, bangunan seperti rumah bisa tumbang, bergerak mengalir seperti kapal di kontur tanah miring, hingga seakan ditelan bumi bersama isinya dalam waktu cepat.

Penelitian tanah oleh LIPI di cekungan Bandung selama 2015-2017 itu fokus pada kondisi daya dukung tanah lapisan. Wilayahnya mencakup bagian yang datar di wilayah kota Bandung bagian selatan, timur, sebagian Kabupaten Bandung, sedikit wilayah Cimahi dan Sumedang.

Metode penelitian menggunakan dua cara. Metode pemboran teknik sampai kedalaman 90 meter di daerah Solokan Jeruk, sementara di wilayah Kota Bandung tim Adrin menyelidikinya dengan uji penetrasi konus atau sondir di beberapa titik. “Hasilnya diketahui lapisan tanahnya dominan lempung lunak,” ujar Adrin.

Risetnya membagi wilayah sampel tanah cekungan Bandung dengan empat penjuru mata angin. Kondisi tanah di wilayah utara Bandung tidak termasuk dalam riset. Sejauh ini telah diketahui jenis tanahnya di dataran tinggi itu berbeda. “Tanahnya vulkanik dengan batuan besar di bawahnya,” kata Adrin.

Sedangkan di sebagian wilayah barat cekungan Bandung seperti daerah Sukajadi hingga Cimahi, tanahnya berupa campuran lapisan endapan hasil letusan gunung api seperti tufa, batu breksi.

Belakangan beredar kabar sebagian wilayah timur dan selatan yang mencakup 10 kecamatan di Kota Bandung berpotensi likuifaksi. Adrin mengaku baru mendengar kabar itu. Sementara Badan Geologi yang berada di Bandung belum ada riset soal likuifaksi di wilayah cekungan Bandung.(TEMPO.CO)

Join The Discussion