Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kementerian Kelautan dan Perikanan (BRSDM KKP) Sjarief Widjaja menyampaikan, para pelaku industri nasional utamanya yang memanfaatkan sumber daya perikanan dan kelautan diajak untuk memanfaatkan hasil produk dari riset KKP.
“Kami harapkan hasil-hasil paten kami ke depannya bisa lebih dikerjasamakan dengan pihak industri,” ujar Sjarief
Agar hal itu cepat terlaksana, BRSDM KKP pun mengadakan Science and Innovation Business Matching (SIBM) dimana selanjutnya akan menjadi agenda bulanan untuk memaparkan hasil hasil riset inovasi yang dihasilkan oleh BRSDM kepada mitra atau calon investor dalam pengembangan inovasi tersebut.
Tiap bulan berbagai produk akan secara bertahap dikenalkan kepada masyakarat. Untuk hari ini, ada 5 produk yang sudah dipatenkan ditambah 10 produk yang dipamerkan. “Nanti begitu ada yang tertarik bulan depan kita ulangi. Sehingga kita berharap sampai akhir tahun ada 40 produk hasil riset kita langsung bisa dikembangkan di industri,” jelas Sjarief.
Hal ini juga sejalan sebagai percepatan proses hilirisasi hasil inovasi riset kelautan dan perikanan. Dimana diharapkan dapat memberikan manfaat langsung bagi masyarakat untuk mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional yang bersumber dari riset dan inovasi kelautan dan perikanan, peningkatan reputasi dan pengembangan lembaga.
“SIBM merupakan wadah untuk mempertemukan calon mitra dunia usaha/dunia industri (DU/DI) dengan riset inovasi kelautan dan perikanan yang telah dihasilkan,” imbuh Sjarief.
Sementara itu, Sjarief juga mengungkapkan hingga saat ini ada sekitar 100 paten hasil inovasi yang belum dikenalkan kepada publik. Dia berkeinginan dan menargetkan untuk 4 bulan ke depan, paten inovasi ini bisa segera dikenalkan.
“Target paten sudah terkumpul 100 paten dari masa lalu belum pernah dilepas ke publik, saya punya target dalam waktu 4 bulan ini saya mau gelontor semuanya,” jelas Sjarief.
Setelah memublikasikan kepada masyarakat soal paten-paten tersebut, dia akan membuat sebuah jadwal mengenai peluncuran paten-paten baru selanjutnya. “Setelah itu kita buat scheduling tiap bulan harus keluar paten-paten baru. Targetnya setahun 100-200 paten,” ungkap Sjarief.
Dia memaparkan saat ini hingga 600 peneliti tersebar di 47 pusat riset di Indonesia yang rata-rata memiliki luas lahan masing-masing 60-100 hektar. Oleh karenanya, kemampuan riset ini bisa dikembangkan untuk lebih dimanfaatkan secara optimal bagi penelitian perikanan.
Dalam kegiatan ini pula BRSDM KKP pun turut serta meluncurkan produk inovasi, berupa: (1) Mini AIS (Automatic Identification System), yakni transponder AIS berukuran kecil untuk meningkatkan keselamatan nelayan, khususnya nelayan kecil (<3 GT), serta (2) Patin Perkasa (Patin suPER Karya Anak bangSA). (IFR/Kompas.com)