News

Mitigasi Bencana, BMKG dan Singapura akan Riset Gempa di Lombok

Mataram – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bersama dengan lembaga Earth Observatory Singapore (EOS) akan melakukan riset mikroseismik di beberapa titik rawan bencana gempa di Pulau Lombok. Namun saat ini BMKG bersama EOS bergerak ke Palu, Sulawesi Tengah, terlebih dahulu.

“Itu rencana awalnya sebenarnya sebelum kejadian gempa dan tsunami Palu. Tapi diubah dan saat ini tim EOS dan BMKG sudah berada di Palu untuk memasang 20 sensor Sort Period dan Borohole,” ungkap Kepala Stasiun BMKG Mataram, Agus Riyanto, Minggu (7/10/2018).

Alat yang sama nantinya akan dipasang juga di Lombok pada pertengahan Oktober. Titik sampel daerah penelitian dipilih di Mataram dan Lombok Timur.

Seismometer Sort Period merupakan suatu istilah periode singkat untuk merekam suatu getaran tanah yang diakibatkan gempa bumi. Sementara Borohole ialah suatu sensor gempa yang ditanam pada kedalaman tertentu.

Dikatakan Agus, dari hasil penelitian itu nantinya diharapkan akan dapat membantu dalam upaya mitigasi risiko bencana pada masa yang akan datang, terutama yang berkaitan dengan masalah kegempaan.

Suatu penelitian penting untuk terus dilakukan, meskipun Agus mengakui dalam situasi serta kondisi keterbatasan sumber daya manusia yang ada dan besarnya anggaran biaya yang dibutuhkan dalam penelitian tersebut.

Literasi tentang mitigasi risiko bencana harus terus ditingkatkan agar tersampaikan dengan baik kepada masyarakat. Dia mengatakan peran pemerintah daerah (pemda) sangat diperlukan.

Terlebih lagi jika mengacu pada undang-undang nomor 24 tahun 2007, kewenangan, kebijakan, dan perintah evakuasi apabila terjadi bencana ada di pemda bukan pada kewenangan BMKG.

“Sekali lagi peran pemda itu penting. Selama ini kami BMKG sudah sering menyampaikan dalam setiap kesempatan bahwa Lombok rawan gempa dan berpotensi tsunami,” cetus Agus.

Pihak BMKG pun akan selalu siap bila dilibatkan dalam setiap kegiatan upaya pengurangan risiko bencana. Agus juga mengingatkan tentang gempa di Palu, Sulawesi Tengah yang sebelumnya telah memiliki peta rawan likuifaksi, namun kurang diindahkan pemda setempat.

Penelitian mikroseismik dengan EOS itu rencananya akan dilakukan pertengahan bulan ini. Kemudian secara paralel akan dilanjutkan pada penelitian yang bekerja sama dengan peneliti dari Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Kerja sama penelitian dengan UGM itu diupayakan dapat terlaksana pada 1 Januari-9 Februari 2019 yang akan datang.(detik.com)

Join The Discussion