Usai sudah perdebatan yang telah berlangsung selama beberapa dekade. Para ilmuwan telah menemukan burung terbesar yang pernah ada di dunia.
Namanya Vorombe titan. Nama itu punya arti burung besar dalam bahasa Malagasi.
Burung yang sudah punah ini tidak bisa terbang. Beratnya sekitar 800 kilogram, tingginya kurang lebih tiga meter.
Menurut para peneliti, lebih dari seribu tahun lalu Vorombe titan hidup di sekitar Madagaskar. Temuan ini terungkap lewat studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Royal Society Open Science.
“Temuan ini cukup mengejutkan. Saya sempat berpikir burung yang paling besar adalah Aepyornis maximus, dan burung titan ini hanyalah contoh spesies sama dalam jumlah lebih banyak,” ujar penulis riset James Hansford. Hansford adalah periset dari Zoological Society of London Institute of Zoology.
Vorombe titan termasuk dalam kelompok Aepyornithidae yang dikenal juga dengan julukan “elephant bird“.
Menurut Hansford, para ilmuwan telah mengumpulkan tulang-tulang Aepyornithidae sejak pertengahan tahun 1800-an. Hanya saja, mereka salah mengenali burung raksasa ini sebagai spesies lain elephant bird, Aepyornis maximus.
“Elephant bird adalah bagian dari sekelompok burung yang disebut ratites. Termasuk di dalamnya burung unta, emu, rhea, kasuari dan kiwi. Uniknya, burung kiwi–ukurannya kecil–adalah kerabat terdekat elephant bird yang masih ada hingga kini,” jelas Hansford.
“Temuan ini mungkin menutup kasus, karena ini lah burung terbesar,” kata Daniel Ksepka, seorang ahli fosil burung dan kurator di Museum Bruce di Greenwich, Connecticut, yang tidak terlibat dalam penelitian.
Upaya memahami keragaman burung raksasa yang telah punah memang telah menjadi simpul taksonomi yang sulit diurai selama sekitar 150 tahun.
Ahli paleontologi begitu antusias akan penemuan elephant birds pada tahun 1800-an dan awal 1900-an, mereka pun mulai menamai spesies A dan B. Sering kali penamaan ini dilakukan dari temuan spesimen yang tidak lengkap.
Untuk meluruskan fakta, Hansford pun menggunakan pita pengukur dan kaliper. Bersama timnya, ia menganalisis ratusan tulang elephant bird yang disimpan di museum di penjuru dunia.
Beberapa tulang burung dalam kondisi patah. Jadi Hansford merancang program komputer untuk mengisi celahnya.
Setelah memplot ukuran tulang dalam program komputer, Hansford menemukan bahwa tulang-tulang ini tergolong ke dalam kelompok yang berbeda. Temuannya mengungkap tiga genus dan empat spesies berbeda.
Dia menamai burung baru ini Vorombe titan. Nama spesiesnya, “titan” digunakan untuk mengenang Aepyornis titan, nama yang dahulu diberikan oleh ahli paleontologi Inggris C.W. Andrews sebagai julukan burung ini. Burung ini lagi-lagi pernah salah diklasifikasikan sebagai spesies elephant bird lain, A. maximus.
Dahulu, A. maximus dianggap sebagai burung terbesar di dunia. Namun, kini Hansford menemukan V. titan, yang bahkan berukuran lebih besar.
Saking besarnya, burung ini bisa disejajarkan dengan dinosaurus berleher panjang, Europasaurus. Penulis studi lain, Samuel Turvey mengungkapkan betapa Vorombe titan bahkan lebih berat dari Europasaurus (690 kilogram).
Walau ukurannya besar, Vorombe tak ubahnya burung pada umumnya. Mereka makan tumbuh-tumbuhan, buah, biji-bijian, dan dedaunan. Ada kemungkinan mereka juga mengudap serangga.
Pada masanya, Vorombe bukan makhluk terbesar di Madagaskar. Namun, mereka punya peran penting dalam pertumbuhan tanaman. Hansford menjelaskan, para Vorombe punya kebiasaan makan biji-bijian, lalu mengeluarkannya lagi lewat kotoran.
Bagaimana kemudian Vorombe punah? Para ilmuwan mencurigai manusia prasejarah lah yang memusnahkan burung terbesar ini.
Pasalnya, para ilmuwan menemukan fosil tulang yang di atasnya terdapat bekas sayatan dan potongan. Menurut para ilmuwan, ini bisa jadi bukti bahwa elephant birds di Madagaskar diburu dan dibantai untuk dijadikan makanan. (IFR/Beritatagar.id)