Beberapa tahun terakhir, para ilmuwan menyadari bahwa binatang laut mulai dari plankton hingga paus sering tak sengaja mengonsumsi plastik. Ini disebabkan, ada sekitar 10 juta ton sampah plastik yang berakhir di lautan setiap tahunnya.
Penyu adalah beberapa hewan pertama yang diketahui pernah mengonsumsi plastik dengan catatan awal pada tahun 1980-an. Dikutip dari The Independent, Kamis (13/09/2018), sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature melakukan percobaan untuk dapat mengukur seberapa besar bahaya plastik pada populasi penyudi Queensland, wilayah perairan timur Australia.
Britta Denise Hardesty dari Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation (CSIRO), pemimpin penelitian ini, melakukan pemeriksaan pada sekitar 1000 ekor penyu yang sudah mati.
Hal itu dilakukan untuk memahami bagaimana plastik berperan dalam kematian penyu-penyu tersebut. Hasilnya, separuh lebih dari jumlah yang diteliti, penyu sudah terkontaminasi plastik sejak mereka baru menetas.
Seperempat lainnya mengonsumsi pada usia muda dan 15 persen sisanya terkena dampak plastik pada usia dewasa.
“Kami berpikir bahwa penyu kecil kurang selektif dalam apa yang mereka makan ketimbang penyu dewasa yang makan rumput laut dan krustasea, penyu muda berada di daerah laut lepas pantai dan sebaliknya penyu dewasa mencari makan di dekat pantai,” ujar Hardesty.
Meskipun plastik dapat melewati sistem pencernaan tubuh dan keluar melalui feses, namun tetap ada kemungkinan untuk tetap berada di dalam tubuh, terakumulasi, dan membunuh penyu dengan menyumbat atau merobek usus mereka.
“Karena saluran pencernaannya, mereka tidak memuntahkan apa pun,” kata Hardesty dikutip dari BBC, Kamis (13/09/2018).
“Kita harus meluangkan waktu untuk memahami penyu, sejarah alami, dan peran penting mereka terhadap lingkungan, atau risiko kehilangan mereka di mana mereka punah,” kata Mickey Agha, peneliti dari University of California yang terlibat dalam penelitian ini.
Penyu sendiri diketahui sebagai hewan yang memiliki umur yang sangat panjang. Namun dengan kenyataan ini, para ilmuwan meragukan keberhasilan mereka untuk mempertahankan eksistensi populasi. Terlebih, begitu banyak penyu muda yang mengkonsumsi plastik. Artinya, hal ini memberikan dampak jangka panjang yang mengerikan.
“Jika itu berakhir di tempat yang salah, bahkan satu potongan plastik tipis dapat menghalangi saluran pencernaan dan artinya tidak ada yang bisa lewat dan akhirnya sumbatan itu bisa mengakibatkan kematian,” sambungnya.
Jumlah potongan plastik di usus penyu-penyu itu pun bervariasi ada yang hanya satu potongan hingga lebih dari 300. Hal ini sangat berbahaya. Bahkan, para ilmuwan menyimpulkan bahwa penyu memiliki kemungkinan kematian 50 persen lebih tinggi setelah mengkonsumsi empat belas potongan plastik. (KOMPAS.com)