PEKANBARU – Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi akan fokus untuk merealisasikan Rencana Induk Riset Nasional (RIRM) guna mendorong berbagai inovasi bidang teknologi tepat guna.
Menteri Ristekdikti Mohamad Nasir mengatakan pada 2017 total anggaran riset mencapai Rp24,9 triliun, tetapi posnya tidak di satu tempat.
“Anggaran riset pada 2017 lalu Rp24,9 triliun, tapi dana penelitian dan pengembangan ini tercecer di berbagai kementerian dan lembaga, sehingga tidak jarang ada penelitian yang sama,” ujarnya saat memberikan sambutan Hakteknas ke-23 2018 di Pekanbaru, Riau, pada Jumat (10/8/2018).
Nasir menjelaskan pihaknya melihat kondisi ini perlu diubah, dan pemerintah sudah berkomitmen untuk fokus pada realisasi rencana induk riset nasional, misalnya penerapan teknologi dan penggunaan bibit unggul pada tanaman padi, sebagai komoditas pangan utama.
Pihaknya pada penyelenggaraan Hakteknas tahun lalu di Makassar, Sulawesi Selatan, sudah menanam bibit padi unggulan di daerah itu, dan hasilnya sesuai harapan yaitu produksinya naik dua kali lipat.
“Biasanya produksi padi di angka 5 ton – 6 ton padi per hektare, tetapi dengan penggunaan bibit dan teknologi yang tepat dari hasil pengembangan BPPT [Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi] mampu menghasilkan 10 ton – 12 ton padi per hektare,” ungkapnya.
Untuk Riau, pihaknya mendorong keseriusan pemda dalam mengembangkan tanaman sagu sebagai komoditas pangan pengganti beras. (IFR/Bisnis.com)