Sarkofagus hitam misterius sepanjang hampir 3 meter akhirnya dibuka di Mesir meskipun ada peringatan bahwa itu akan mendatangkan kutukan.
Peneliti menemukan tiga mumi yang telah membusuk ketika mereka membuka peti mati berusia 2.000 tahun itu.
Mayat-mayat itu tergeletak di air kecoklatan berbau tengik dalam peti granit hitam terbesar yang pernah ditemukan di Mesir.
Makam dan peti mati ini ditemukan awal bulan ini dan banyak yang khawatir tentang akan adanya kutukan.
Pasalnya ketika makam Raja Tutankhamun dibuka pada tahun 1922, sejumlah orang yang terlibat dengan penemuan kemudian mati sehingga memicu desas-desus tentang kutukan.
Mostafa Waziri, Sekretaris Jenderal Supreme Council of Antiquities Mesir, telah menegaskan tidak ada kutukan yang terkait dengan penemuan makam terbaru ini.
Dilansir dari Mirror, Kamis (19/7/2018), Mostafa berkata: “sarkofagus telah dibuka, tetapi kami belum terkena kutukan.”
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa tak atu pun dari ketiga mumi mayat yang merupakan anggota keluarga kerajaan Ptolemeus atau Romawi.
Tidak ada topeng logam perak atau emas, patung, prasasti atau jimat yang ditemukan di dalam peti mati, tambahnya.
Shaban Abd Monem, seorang spesialis mumi di Kementerian Antiquities (MOA), mengatakan:
“Pemeriksaan awal menunjukkan kerangka milik tiga perwira tentara, salah satunya memiliki tengkorak dengan bekas cedera panah.”
MOA mengatakan mumi dan peti mati sekarang akan dibawa ke Museum Pemulihan Nasional Alexandria di mana penyebab kematian dan era akan ditentukan.
Diumumkan awal pekan ini bahwa MOA akan membuka makam menggunakan pipa tebal untuk membuka tutupnya sehingga mereka bisa melihat ke dalam.
Sementara itu, Dr Ayman Ashmawy, kepala Sektor Kuno Antiquities Mesir, mengatakan bahwa sarkofagus yang terbuat dari granit dan tertutup mortir ini ditemukan 5 meter di bawah tanah.
Peti mati itu sendiri berukuran dengan tinggi 185 cm, panjang 265 cm, dan lebar 165 cm.
Beberapa orang berspekulasi bahwa makam besar ini adalah milik Aleksander Agung yang terkenal.
Namun, departemen barang antik Mesir dengan penuh semangat menolak spekulasi itu.
Sebaliknya, Mostafa berkata bahwa itu nampak seperti penguburan keluarga.
Sayangnya lagi, kondisi mumi di dalamnya tidak dalam kondisi terbaik dan hanya tulang yang tersisa.
Dia menambahkan bahwa beberapa jenazah telah hancur karena air limbah dari sebuah gedung di dekatnya yang bocor ke sarkofagus melalui celah kecil di salah satu sisinya.
Sementara itu, lokasi jejak sisa-sisaAleksander Agung yang meninggal pada 323 SM di Babel, tetap menjadi misteri. (IFR/Tribunnews.com)