News

Studi: Korut Negara dengan Perbudakan Terburuk

PERTH, KOMPAS.com – Sebuah studi melaporkan Korea Utara ( Korut) sebagai negara dengan perbudakan per kapita terburuk di dunia.
Studi tersebut dikeluarkan oleh lembaga anti-perbudakan modern, Walk Free Foundation, melalui 2018 Global Slavery Index. Dilansir Newsweek Kamis 919/7/2018), dari total 25,243.917 populasi Korut, 2.640.000 hidup dalam perbudakan.

Artinya, satu dari 10 warga Korut menjadi pekerja paksa. Selain itu, mereka juga mewawancarai 50 pembelot. 49 di antaranya mengaku pernah menjadi budak.
Ada yang mengalaminya ketika masih kecil, ada juga yang menjalani saat dewasa. Dari pembelot, didapati fakta institusi pekerja paksa telah merasuk ke dalam lembaga pendidikan seperti sekolah.
Salah satu pekerjaan yang harus dilakukan oleh murid-murid sekolah adalah bertani atau mengumpulkan batu bara dekat rel kereta.
“Sekolah mendapat bayaran dari ‘mobilisasi’ itu. Namun siswa tidak. Bahkan, jika menolak, bakal ada hukuman serius,” demikian laporan tersebut.
Salah satu pembelot mengatakan, mereka pernah dipaksa bekerja selama sebulan penuh sepanjang musim panas.
“Kami selesai sekolah di pagi hari. Kemudian sepanjang siang kami harus bekerja menyiangi tanaman,” kata pembelot itu.
Kemudian di musim gugur, siswa harus bekerja selama dua bulan karena saat itu sudah waktunya memanen.
Paling parah dirasakan oleh orang dewasa. Sebab, mereka harus bekerja di kamp buruh dengan ancaman mengalami kelaparan.
“Ketika mandor menyuruh Anda bekerja, Anda harus melakukannya. Jika tidak, jatah makanan Anda bakal dipotong,” kata pembelot lain.
Selain kelaparan, gaji juga menjadi persoalan karena ada pekerjaan yang mengharuskan pemasukan mereka dijadikan “donasi” bagi pemerintah.

Jang Jin Sung, panelis Global Slavery Index, merupakan salah satu warga Korut yang melarikan diri pada 2004.
Dia berujar, perbudakan masih eksis karena propaganda yang dilakukan Pyongyang membuat rakyatnya tak menyadari mereka sedang dieksploitasi.
Adapun Fiona David, kepala peneliti Minderoo Foundation, jika ada orang didakwa melakukan tindakan subsersif, dia bakal dikenai “pekerjaan mengerikan”.
“Tak ada alasan untuk yakin bahwa Korut melakukan perbudakan brutal yang menjadi realitas dalam dunia modern ini,” tutur David.
Adapun dalam indeks itu, terdapat 40,3 juta budak baik anak-anak maupun orang dewasa yang ada di seluruh dunia.
India menjadi negara dengan total pekerja paksa terbanyak dengan mencatatkan jumlah 18,4 juta dari populasi 1,3 miliar.

Join The Discussion