Dalam survei terkini tentang asupan nutrisi di Australia, 29% orang melaporkan mereka mengkonsumsi setidaknya satu suplemen makanan. Angka ini bahkan jauh lebih tinggi di Amerika Serikat, yaitu sekitar 52%.
Ulasan terbaru atas penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya bertujuan untuk memeriksa manfaat suplemen vitamin dan mineral untuk mencegah penyakit jantung, stroke, dan kematian prematur (yang dikenal dengan sebutan “penyebab semua kematian”). Temuannya, penelitian yang paling sering dipakai rujukan menunjukkan bahwa suplemen vitamin tidak memiliki efek, sementara penelitian yang lainnya mengatakan suplemen memang memberikan dampak pada kesehatan. Penelitian terbaru juga menemukan bahwa beberapa suplemen bisa berbahaya.
Temuan apa yang dihasilkan?
Tinjauan yang dilakukan menggunakan ulasan yang sistematik, yang berarti tim peneliti memeriksa 179 hasil penelitian terkait dan menggabungkan semuanya. Suplemen yang diperiksa termasuk vitamin A, B1 (thiamin), B2 (riboflavin), B3 (niacin), B6 (pyridoxine), B9 (asam folat), C, D, E, beta-karotin, dan kalsium mineral, zat besi, zinc, magnesium and selenium. Multivitamin diartikan mengandung sebagian besar vitamin dan mineral yang telah disebutkan di atas.
Dalam penelitian yang menguji empat suplemen multivitamin, vitamin D, kalsium, dan vitamin C, tidak ada pengurangan risiko terkena penyakit jantung, stroke, atau kematian dini. Ini berarti tidak ada manfaat dari asupan suplemen, tetapi tidak juga membahayakan.
Mereka juga mengevaluasi jenis suplemen yang kurang populer yang memiliki dampak positif mengurangi risiko kematian dini, penyakit jantung dan stroke. Dalam hal ini, mereka menemukan suplemen asam folat mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke.
Diperkirakan bahwa untuk mencegah satu kasus penyakit jantung atau stroke, 111 orang perlu mengonsumsi suplemen asam folat (angka ini disebut sebagai “angka yang diperlukan untuk mengobati”). Untuk stroke, 167 orang perlu mengonsumsi asam folat untuk mencegah satu kasus, dan 250 orang harus mengkonsumsi vitamin B-kompleks (yang mengandung asam folat, yaitu vitamin B9) untuk mencegah satu kasus.
Sebelum Anda terburu-buru membeli suplemen asam folat, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, ada beberapa kekhawatiran bahwa tingkat asam folat yang tinggi di darah akan meningkatkan risiko kanker prostat, meski hasil penelitian yang menyatakan hal itu masih beragam.
Kedua, dari penelitian yang menguji suplemen asam folat, kasus stroke hanya berkurang setidaknya dua dari tujuh percobaan (yang disebut percobaan random yang dikontrol). Salah satu penelitian tersebut melibatkan 20.000 orang di Cina. Cina tidak memiliki program yang memperkaya makanan dengan kandungan asam folat, sementara di Australia dan Amerika Serikat, kandungan asam folat biasanya ditambahkan ke dalam roti dan sereal.
Meski asam folat terbukti memberikan manfaat meski sedikit, peneliti juga menemukan adanya efek dari asupan suplemen. Di antara mereka yang mengkonsumsi obat statin untuk menurunkan kolesterol darah, kandungan vitamin B3 di dalamnya meningkatkan risiko kematian dini hingga 10%, dengan “angka yang dibutuhkan untuk menimbulkan kematian” sekitar 200. Ini berarti 200 orang harus mengkonsumsi statin dan niacin sebelum kita menemukan satu kasus kematian dini.
Untuk penelitian yang menguji suplemen “antioksidan”, ada peningkatan risiko kematian dini yang sedikit signifikan, dengan “angka yang dibutuhkan untuk menimbulkan kematian” mencapai 250 orang.
Penelitian banyak dilakukan terkait asupan vitamin D. Peneliti tidak menemukan manfaat asupan Vitamin D dalam mengurangi risiko penyakit jantung atau mencegah stroke, tetapi asupan vitamin D juga tidak membahayakan. Ini hasil yang mengejutkan, mengingat vitamin D umumnya dikonsumsi untuk kondisi lain, seperti diabetes. Tetapi tidak ada manfaat yang terlihat, meskipun para peneliti mengakui perlunya tindak lanjut penelitian yang lebih lama.
Apa artinya semua ini?
Para peneliti menyimpulkan adanya bukti yang kurang kuat bahwa mengonsumsi asam folat dapat mencegah sakit jantung dan stroke, juga mengonsumsi vitamin B-komplek yang mengandung asam folat untuk mencegah stroke.
Kebanyakan orang di negara-negara Barat tidak memiliki diet yang optimal. Ulasan terbaru ini menunjukkan tindakan mengkonsumsi suplemen dianggap sebagai “polis asuransi” untuk mengantisipasi kebiasaan diet yang buruk yang tidak berhasil. Jika itu benar, kematian dini karena penyakit di atas bisa berkurang.
Mengkonsumsi suplemen sangat berbeda dengan mengkonsumsi makanan. Komplikasi atau masalah kesehatan biasanya terjadi karena asupan nutrisi dari suplemen dan bukan dari makanan. Jika Anda berkonsentrasi untuk mendapatkan satu jenis vitamin, mineral atau nutrisi dalam sebuah suplemen, Anda akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan phytonutrients yang ditemukan di makanan nabati yang bermanfaat untuk kesehatan.
Meningkatnya kasus kematian akibat konsumsi suplemen jenis tertentu seharusnya menjadi peringatan bahwa aturan yang lebih tegas seputar suplemen dibutuhkan, dan orang butuh dukungan untuk menerapkan pola konsumsi yang benar.
Intinya adalah kita perlu makan lebih banyak makanan yang kaya nutrisi, termasuk makanan dengan kandungan folat yang tinggi seperti sayuran berdaun hijau, kacang polong, biji-bijian, unggas, telur, sereal dan buah jeruk. Banyak roti dan sereal sarapan di Australia diperkaya dengan folat. Makanan yang kaya dengan kandungan niacin (vitamin B3) adalah daging tanpa lemak, susu, telur, roti gandum dan sereal, kacang-kacangan, sayuran hijau daun, dan makanan yang mengandung protein. (IFR/TheConversation)