Sumedang, – Praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) haruslah memiliki disiplin diri dan kepribadian yang matang. Terlebih, proses belajar-mengajar di IPDN menerapkan pola pengajaran, pelatihan, dan pengasuhan (Jarlatsuh). Hal ini merupakan komitmen dan kekhasan pendidikan Pamong Praja di IPDN.
Dalam menjalani proses pendidikan di IPDN, tentu para Praja bakal menemui berbagai suka dan duka. Menyikapi hal ini, Hj Vita Gamawan Fauzi selaku Ibu memiliki beberapa resep untuk para Praja. Berikut petikan wawancara bersama Hj Vita Gamawan Fauzi :
Sebagai Ibu Praja, apa resep yang bisa Ibu berikan kepada para Praja dalam menjalani pendidikan di IPDN?
Sebagai Ibu Praja, saya melihat beberapa hal yang saya rasakan perlu mendapat perhatian kita bersama dalam menjalankan fungsi pengasuhan, antara lain selama ini yang menjalankan proses pembinaan secara langsung adalah para pengasuh, akan tetapi secara kelembagaan peran Ibu Praja juga dapat difungsikan sebagai pengasuh langsung yang dapat memberikan bimbingan dan arahan kepada Praja yang dikoordinasikan oleh oleh Sekretaris Ibu Praja dan didukung oleh anggota Dharma Wanita Persatuan IPDN.
Oleh sebab itu, kepada anak-anak kami, Praja, saya mengimbau untuk meminta bimbingan, mencurahkan perasaan apabila terdapat kesulitan atau pun permasalahan dalam mengikuti proses pendidikan di IPDN. Peran Ibu hendaknya dapat memberikan advise untuk kelancaran pelaksanaannya dalam hubungan sosialisasi antar Praja dan dalam hubungannya dengan menjalankan proses pendidikan di IPDN. Selain itu juga para Praja dapat memanfaatkan Pusat Komisi Disiplin untuk berkonsultasi dan mendapat bimbingan sehingga dapat mencegah pelanggaran atau pun sikap negatif yang melanggar peraturan dan tata kehidupan Praja.
Bagaimana Ibu Praja menjalankan peran-perannya di IPDN?
Guna mendukung tugas-tugas Ibu Praja secara operasional di lingkungan IPDN, saya dibantu oleh Sekretariat Ibu Praja yang dipimpin oleh Ketua Dharma Wanita Persatuan IPDN selaku Sekretaris Ibu Praja serta didukung oleh pengurus Dharma Wanita Persatuan IPDN yang berperan aktif untuk kelangsungan proses belajar-mengajar para Praja. Hal ini merupakan salah satu wujud kependulian lembaga terhadap para Praja sehingga akan memberikan kemudahan bagi para Praja untuk berkonsultasi atau pun mendapatkan solusi yang tepat apabila terdapat kendala-kendala dalam menjalani pendidikan di IPDN.
Apa-apa saja kegiatan yang dilakukan Sekretariat Ibu Praja ini?
Sesungguhnya, kegiatan operasional yang dilakukan Ibu Praja itu banyak sekali. Diantaranya, aktif dalam memantau aktivitas keseharian Praja, baik aktivitas olah raga, kerohanian, kesenian, kegiatan sosial dan ekstrakurikuler lainnya, termasuk aktivitas makan Praja. Aktif dalam memantau kegiatan Praja di asrama yang meliputi kebersihan tempat tidur dan kenyamanan hubungan antar Praja.
Aktif memberikan perlindungan dan pengayoman terhadap Praja dalam hal kebutuhan yang bersangkutan akan seorang sosok ibu yang memberikan kasih sayang dan perlindungan dan ketentraman hati. Aktif memberikan tempat untuk curahan hati bagi Praja yang bermasalah, baik psikososial maupun komunikasi sosial serta akulturasi budaya.
Selain itu, sebagai mediator dalam hubungan disfungsi sosial dengan dosen, pelatih dan pengasuh serta manajemen, maupun jika memungkinkan berkomunikasi dengan para orang tua Praja. Juga, aktif memberikan advise terhadap satuan Wahana Wyata Praja (WWP) dan Dewan Perwakilan Praja (DPP) dalam hubungan antar Praja, Praja dengan civitas akademika dan masyarakat.
Bagaimana Ibu melihat kehidupan para Praja dalam menempuh proses pendidikan di IPDN?
Kehidupan asrama yang dirasakan oleh para Praja merupakan wujud nyata bentuk pendidikan budi pekerti dan tingkah laku atau perilaku sosial yang dilandasi oleh pemahaman terhadap kearifan lokal dan nilai-nilai budaya lokal yang dimiliki oleh masing-masing suku, adat dan agama yang dipunyai oleh para Praja dari berbagai pelosok Tanah Air sehingga harus saling menghargai, silih asih, dan silih asuh satu sama lain.
Dengan demikian, para Praja mendapat pembelajaran sekaligus untuk bekal menjadi calon pemimpin di masa yang akan datang di seluruh Indonesia yang bukan hanya memimpin agama Islam saja, atau Kristen saja, atau pun bukan pemimpin suku tertentu saja, melainkan akan memimpin berbagai suku dan agama sehingga harus dapat memimpin secara arif dari berbagai keragaman dan perbedaan tetapi dalam keterpaduan.
Aplikasinya dalam bentuk konkret, perlu saya sampaikan bahwa dalam kehidupan asrama bagi Praja saat ini sangatlah penting untuk secara terus-menerus meningkatkan kedisiplinan diri dalam diri sendiri sehingga memberikan manfaat yang positif bagi keberlangsungan proses pendidikan secara maksimal dan berhasil dengan baik.
Apa catatan Ibu tentang pendidikan di IPDN sendiri?
Pendidikan di IPDN merupakan pendidikan tinggi kepamongprajaan yang bersifat terbuka, dinamis, dan kultural kontekstual serta mampu mengakomodir kekayaan dan nilai budaya secara khusus nilai kepemimpinan budaya lokal. Praja yang berlatar belakang dari berbagai suku dan budaya yang beragam merupakan satu nilai keunggulan tersendiri dengan kekayaan budaya agar dijadikan kearifan lokal dan alat pemersatu bangsa. Artinya, serpihan budaya-budaya lokal harus mampu menjadi daya perekat kesatuan bangsa melalui Pendidikan Pamong Praja yang multikultultural dan multimakna, ada fase enkulturasi budaya.
Apa harapan Ibu kepada para Praja di IPDN ini?
Harapan saya selaku orang tua dari para Praja adalah ingin melihat anak-anak dapat menyelesaikan pendidikannya secara baik. Selalu menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan kerugian bagi diri Praja sendiri, seperti tindakan indisipliner, tidak mengindahkan arahan para Pembina atau pengasuh dan lainnya. Hendaknya para Praja semuanya selalu bertindak sesuai dengan ketentuan yang berlaku di dalam pendidikan yang sedang ditempuh.
Sumber :www.jpnn.com