Anda berencana mudik dengan motor? Ada sekitar 6,39 juta orang yang diprediksi akan mudik menggunakan kendaraan roda dua.
Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) memprediksi jumlah pemudik bersepeda motor akan berkurang 0,03 persen dari tahun 2017.
Sementara itu, seperti ditulis Detikcom, menurut Direktur Lalu Lintas Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Pandu Yunianto, pemudik bersepeda motor tahun ini diprediksi dapat meningkat hingga 30 persen.
Menurut data dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan pengamatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) yang dikelola Lokadata Beritagar.id, motor adalah moda mudik pilihan mayoritas orang. Jumlahnya meningkat sejak tahun 2015.
Pada 2015 tercatat pemudik dengan moda roda dua mencapai 2.371.358 pemotor, kemudian naik 101,86 persen pada 2016 menjadi 4.786.775. Pada 2017 angka pemudik roda dua meningkat 33,53 persen, mencatatkan angka 6.391.784 orang.
Sementara itu, Kapolri Jenderal Tito Karnavian pernah mengimbau masyarakat untuk tidak menggunakan sepeda motor saat mudik.
“Untuk arus mudik ini jangan menggunakan roda dua, karena motor lebih rawan dari yang lain. Angka kecelakaan cukup tinggi,” katanya dinukil GridOto. Tito menyarankan masyarakat untuk mengikuti mudik bersama yang diadakan oleh pemerintah atau perusahaan.
Dalam catatan Litbang Kemenhub, di antara korban lakalantas selama mudik Lebaran itu lebih dari 70 persen adalah pengendara sepeda motor. Oleh karena itu, tersirat pesan bahwa sepeda motor bukanlah moda transportasi yang ideal untuk mudik.
Di sisi lain, secara umum jumlah pemudik yang mengalami kecelakaan lalu-lintas (lakalantas) dalam empat tahun terakhir–sejak 2014–trennya fluktuatif namun cenderung menurun.
Pada 2014 tercatat ada 3.210 kejadian, kemudian turun 1,18 persen pada 2015 dengan angka 3.172. Pada 2016, jumlah lakalantas mudik meningkat 43,47 persen sebanyak 4.551 kejadian. Namun angka itu menyusut 30,39 persen pada tahun lalu dengan catatan 3.168 kejadian.
Dari tahun ke tahun jumlah pemudik bersepeda motor masih lebih banyak ketimbang pengguna moda transportasi lain.
Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menilai tingginya angka pemudik bersepeda motor memperlihatkan kegagalan pemerintah dalam penyediaan sarana angkutan umum yang mudah dan murah.
Dengan motor sebagai moda transportasi mudik, selain total biayanya jauh lebih rendah dibandingkan moda transportasi lain, kebutuhan mobilitas di kampung juga bisa lebih terakomodasi. Mengingat tidak setiap kampung memiliki layanan angkutan umum yang baik dan memadai.
Rerata ongkos mudik
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Litbang Kemenhub pada tahun 2017, mengenai besaran biaya untuk mudik per moda yang digunakan, terbukti bahwa mudik dengan menggunakan sepeda motor jauh lebih hemat dibandingkan dengan menggunakan angkutan umum, bahkan bus sekalipun.
Rendahnya biaya transportasi dengan menggunakan motor itulah yang menjadi sala satu alasan masyarakat menggunakan motor untuk mudik.
Sementara mudik gratis yang diselenggarakan oleh Pemerintah saat ini masih amat terbatas, tidak mencapai satu persen dari total pemudik bersepeda motor.
Walau tak merinci secara detail, namun setidaknya data survei itu memberikan gambaran berapa ongkos yang dikeluarkan dalam setiap kategori moda mudik.
Disebutkan bahwa, umumnya pemudik bersepeda motor hanya menghabiskan biaya Rp156.111, sekali jalan untuk kebutuhan bahan bakar dan lainnya.
Sementara jika menggunakan bus, rerata pemudik menghabiskan anggaran Rp480.000 per orang sekali jalan.
Kontras dengan pengguna motor, Litbang Kemenhub juga mencatat bahwa pengguna mobil pribadi cenderung meningkat dari tahun ke tahun sejak 2016.
Pada 2016, pengguna moda ini tercatat 2.481.334. Kemudian setahun setelahnya meningkat 28,74 persen dengan catatan 3.194.548. Sementara pada tahun ini catatan litbang itu melaporkan ada 3.720.000 pengguna mobil untuk mudik, atau meningkat 16,45 persen.
Untuk mudik dengan mobil pribadi, taksiran dana yang disurvei mencapai Rp1,5 juta sekali jalan.
Sementara ongkos menggunakan pesawat udara masih jadi yang tertinggi dari hasil survei ini, yakni mencatatkan nominal Rp4.681.250 yang harus ditebus untuk selembar tiket.
Meski mahal, menggunakan pesawat menjadi pilihan terbanyak kedua para pemudik setelah sepeda motor.
Sekira 5,3 juta orang menggunakan alat transportasi ini untuk mudik. Angka pengguna pesawat juga terus meningkat sejak tahun 2015 (3.570.248 orang). dari angka itu meningkat menjadi 4.922.176 orang (2016), lalu 5.299.513 orang pada 2017, dan hasil sementara yang tercatat tahun ini adalah 5.740.000 penumpang.
Sementara pemudik yang menggunakan kereta api mencapai 4,4 juta jiwa ada di peringkat ketiga. Jumlahnya terus meningkat sejak tahun 2014. Hasil survei menulis, Jika menggunakan moda kereta api Anda bisa merogoh kocek dalam kisaran Rp1.309.259 sekali jalan.