Jakarta – London School of Public Relations (LSPR) bekerja sama dengan Go-jek menandatangani nota kesepahaman (MoU) riset. MoU dilakukan di Kampus B, LSPR, Selasa (15/5).
Melalui kerja sama ini kedua belah pihak siap melakukan kerja sama riset akan banyak melibatkan mahasiswa dan dosen LSPR.
“Mahasiswa LSPR selama ini memang banyak melakukan penelitian, skripsi atau tesis tentang Go-jek,” tutur Dosen Komunikasi LSPR Goenawan Loekito. Kerja sama ini merupakan bentuk pelaksanaan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang dilakukan LSPR.
Melalui kerja sama ini, LSPR dan Go-jek membuka peluang bagi mahasiswa dan dosen LSPR untuk mengembangkan ilmunya.
“Perkembangan bisnis Go-jek yang dinamis membuat kami optimis bahwa Go-jek akan terus melakukan berbagai inovasi demi kemajuan perusahaan. Oleh sebab itu kolaborasi ini akan menguntungkan kedua belah pihak,” tutur Prita Kemal Gani, selaku Founder dan Director LSPR-Jakarta.
1. LSPR dapat mengambil data Go-jek
Dengan melakukan kerja sama ini, mahasiswa dan dosen LSPR dalam melakukan penelitiannya terkait Go-jek akan menerima beberapa kemudahan. Pihak LSPR akan diizinkan mendapatkan data Go-jek yang berbeda.
Berbeda dalam hal ini, pengertiannya adalah pihak LSPR dapat memperoleh data-data Go-jek yang tidak disebarkan di internet. Data ini didapat langsung dari pihak Go-jek.
Data istimewa ini tidak diberi dengan cuma-cuma dan tanpa syarat. Dalam perjanjian, kerahasiaan data yang diberikan harus dijamin pihak LSPR agar tidak tersebar ke sembarang orang berdasarkan ketentuan yang disepakati.
2. Hasil penelitian menjadi evaluasi bagi Go-jek
Prita mengatakan mahasiswa LSPR banyak menggemari topik penelitian terkait teknologi bisnis dan start-up. Hal ini menjadi salah satu pendorong Go-jek dipilih menjadi pihak yang tepat untuk dapat bekerja sama.
Prita mengatakan pihak LSPR memastikan kerja sama ini akan menguntungkan kedua belah pihak. Baik pihak LSPR juga pihak Go-jek. “Scientific research dari masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa dan ataupun dosen LSPR hasilnya nanti tentu akan berguna untuk pihak Go-jek,” tutur Prita. “Penelitian ini akan bisa didapatkan oleh pihak Go-jek,” tuturnya lagi.
3. Nadiem Makarim berbagi kiat membangun start-up
Nadiem Makarim selaku CEO dan Founder dari Go-jek turut hadir dalam penandatanganan nota kesepahaman ini. “Kami berharap kerja sama ini dapat melatih daya kritis para mahasiswa dan meningkatkan kualitas SDM Indonesia yang ada,” tutur Nadiem.
Pria berusia 33 tahun ini meluangkan waktunya untuk melakukan talkshow dengan mahasiswa dan dosen dari LSPR. Dalam talkshow yang berlangsung selama satu jam lebih ini, Nadiem banyak berbicara mengenai bagaimana menjadi founder dan bertahan dengan bisnis yang dimilikinya.
Saat ini, Nadiem mengungkapkan bahwa Go-jek memiliki setidaknya satu juta mitra kerja alias driver. Ia juga mengatakan ada setidaknya 30 juta lebih masyarakat Indonesia yang menjadi pelanggan dari Go-jek. (idntimes.com)