JAKARTA – Para peneliti dari MIT baru saja mengumumkan sebuah perangkat wearable baru yang mampu mendengar pikiran penggunanya. Kemampuan ini sebelumnya dipercaya hanya dimiliki oleh para cenayang yang memiliki kemampuan khusus.
Para peneliti MIT menjelaskan, perangkat ini diciptakan dengan menghubungkan beberapa perangkat tertentu di dalam sebuah satu wadah wearable. Kemudian, perangkat ini disambungkan menggunakan metode associated computing system.
“Kemudian Elektroda di perangkat tersebut mengambil sinyal neuromuskular di bagian rahang dan wajah yang dipicu verbalisasi internal (mengucapkan kata di dalam benak) yang tidak terdeteksi oleh mata manusia,” ujar para peneliti MIT, seperti dikutip dari laman Ubergizmo, Senin (9/4/2018).
Data yang ditangkap inilah yang kemudian ditranslasi menjadi sebuah data. Data inilah yang kemudian digunakan untuk melatih sebuah mesin pembelajaran untuk mengorelasikan sinyal tertentu dengan sebuah kata.
Salah satu peneliti utama dari perangkat ini Arnav Kapur mengatakan jika ide ini muncul ketika para peneliti mencoba memecahkan masalah mengenai cara menggabungkan manusia dengan mesin dengan cara yang tidak mengganggu.
Arnav mencontohkan betapa mengganggunya setiap manusia ingin mencari sesuatu. Manusia harus mengeluarkan smartphone, mengetikkan kode sandi, membuka aplikasi, dan lainnya. Perilaku ini dikatakan cukup mengganggu sang pengguna dan mungkin orang-orang di sekitarnya.
Dengan diciptakannya perangkat ini membuat para pengguna hanya tinggal berpikir mengenai hal apa yang akan mereka cari atau lakukan. Kemudian, proses yang terjadi tidak akan mengganggu kehidupan di dunia nyata.
Selain untuk melakukan pencarian, wearable ini juga dikatakan dapat mampu mengontrol gadget pengguna dari jarak jauh. Hal ini bisa sangat berguna, terutama bagi mereka yang memiliki kekurangan.
Meski sudah dalam tahap awal, para peneliti mengatakan akan terus melakukan penyempurnaan terhadap perangkat ini. Mereka masih belum tahu kapan perangkat ini akan dapat digunakan oleh masyarakat umum.