Jakarta — Aplikasi layanan transportasi online Gojek Indonesia diklaim telah berkontribusi mencapai Rp9,9 triliun per tahun terhadap roda perekonomian Indonesia.
Nilai tersebut berasal dari kontribusi penghasilan mitra pengemudi sebesar mencapai Rp8,2 triliun per tahun, dan Rp1,7 triliun per tahun dari penghasilan mitra Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Hal itu disampaikan dalam hasil riset bertajuk ‘dampak sosial ekonomi aplikasi on demand terhadap perekonomian Indonesia’ yang diterbitkan Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) pada Kamis (22/3).
“Diperkirakan terdapat tambahan Rp682,6 miliar per bulan yang masuk ke ekonomi nasional sejak mitra pengemudi bergabung dengan Gojek,” demikian tertulis dalam hasil riset.
Selain itu, terdapat tambahan Rp138,6 miliar per bulan yang masuk ke ekonomi nasional sejak mitra UMKM bergabung dengan divisi layanan antar makanan online, Gofood.
Kehadiran Gojek juga diklaim telah mengurangi tingkat pengangguran melalui adanya perluasan kesempatan kerja.
Secara demografi, mitra pengemudi yang berasal dari lulusan SMA sebanyak 75 persen, sementara lulusan perguruan tinggi 15 persen.
Mitra Gojek yang berusia produktif dalam rentang usia 20-39 tahun tercatat sebanyak 77 persen, mitra berstatus kerja penuh waktu 65 persen, dan memiliki dengan tanggungan dua orang atau lebih sebanyak 78 persen.
Bahkan, aplikasi yang didirikan oleh Nadiem Makarim ini dianggap meningkatkan kesejahetraan keluarga mitra pengemudi, baik dari sisi penghasilan maupun pengeluaran.
“Rata-rata pendapatan mitra pengemudi meningkat 44 persen sejak bergabung dengan Gojek. Rata-rata pengeluaran mitra pengemudi meningkat 31 persen sejak bergabung dengan Gojek,” ungkapnya.
Pendapatan rata-rata mitra pengemudi penuh waktu tercatat Rp3,48 juta per bulan atau 1,25 kali lebih besar daripada rata-rata upah minimum kota di sembilan wilayah survei yang sekitar Rp2,8 juta per bulan.
Pendapatan rata-rata seluruh mitra pengemudi yang senilai Rp3,31 juta tercatat lebih tinggi dibandingkan pendapatan pekerja sejenis. Di antaranya, pegawai sektor transportasi yang sekitar Rp3,1 juta, pegawai sektor industri Rp2,34 juta, dan pegawai negeri Rp2,66 juta.
Sebanyak 80 persen dari jumlah responden mitra pengemudi merasa kualitas hidupnya lebih baik, dan 10 persen merasa jauh lebih baik setelah bergabung dengan Gojek.
Sebagai informasi, penelitian melibatkan lebih dari 7.500 responden dengan 3.315 pengemudi roda dua, 3.465 konsumen, dan 806 mitra UMKM.
Penelitian tentang perubahan sosial yang diakibatkan perkembangan teknologi dinilai penting agar pengambilan kebijakan dan pendekatan program-program pemberdayaan masyarakat tepat sasaran.
Riset ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan publik dan media tentang potensi manfaat sosial ekonomi Gojek Indonesia.
Responden merupakan mitra dan konsumen yang aktif dalam satu bulan terakhir. Sampel mewakili populasi mitra pengemudi, mitra UMKM, dan konsumen di sembilan wilayah, yaitu Bandung, Bali, Balikpapan, Jabodetabek, Yogyakarta, Makassar, Medan, Palembang, dan Surabaya. (CNN Indonesia)