JAKARTA — Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) akan melakukan riset untuk memperoleh air bersih mulai dari teknologi biologi, fisika dan kimia secara konvensional maupun proses yang lebih canggih. Riset tersebut ditawarkan sebagai solusi bagi keadaan sungai dan danau di DKI Jakarta yang kotor dan penuh sampah.
“Bahaya pencemaran ini jika tidak segera diantisipasi akan menjadi bencana bagi kota Jakarta itu sendiri,” ujar Kepala Balai Pengembangan Instrumentasi (BPI) Anto Tri Sugiarto di Jakarta, Kamis (22/3).
Anto mengatakan, sistem air kota Jakarta sebenarnya saling terintegrasi, antara air tanah, sungai, waduk, dan laut. Konsekuensinya sungai, danau dan waduk yang tercemar akan mencemari seluruh sistem air di kota Jakarta.
Selain itu, lanjut Anto, kondisi geologis Jakarta yang terdiri dari endapan gunung api di Selatan dan endapan alluvial laut di Utara mengakibatkan kondisi badan air yang saling berhubungan. Air tanah di Jakarta pun, memiliki hubungan dengan 13 sungai yang ada, serta 55 danau serta waduk yang terhubung dengan seluruh sistem sungai.
“Danau dan waduk di Jakarta secara perlahan-lahan menghilang. Padahal, danau atau yang biasa disebut situ di Jakarta mempunyai fungsi antara lain persediaan air, PLTA, sarana irigasi, budi daya perikanan darat dan lainnya,” kaya Anto.
Karena itu, kata Anto, LIPI menawarkan solusi-solusi untuk upaya pemulihan danau dan sungai dengan intervensi teknologi yaitu teknologi integrated floating wetland. Selain itu, juga memiliki Teknologi Nanobubble untuk pengolahan air limbah agar tidak mencemari sungai dan danau.
Menyikapi kasus Jakarta, LIPI juga mempunyai integrated water management untuk pengelolaan air tanah, danau dan sungai yang bisa dimanfaatkan sebagai solusi pengelolaan sungai dan danau yang saling berhubungan.
Anto juga menyebut, sungai dan danau memiliki kegunaan yang hampir sama, sehingga keberadaannya perlu dijaga dan dilestarikan. Sehingga, proses pelestarian sungai dan danau merupakan tanggung jawab kita bersama baik individu, masyarakat, pemerintah pusat maupun daerah, mengingat pentingnya fungsi dan peruntukannya.
“Salah satu cara melestarikan sungai dan danau adalah dengan menjaga Daerah Aliran Sungai (DAS) agar tidak terjadi erosi dan pencemaran, pengelolaan sungai maupun danau dapat dilakukan dengan menggunakan manajemen lingkungan yang baik,” tegas Anto. (REPUBLIKA.CO.ID)