JAKARTA – Pernahkah Anda mendengar ungkapan bahwa makin subur seseorang menandakan pernikahannya bahagia? Ungkapan tersebut mungkin Anda dengar dari kerabat atau sahabat dekat Anda. Tapi, benarkah isi ungkapan tersebut?
Sebuah penelitian terbaru justru menemukan hal yang sebaliknya. Para peneliti menemukan bahwa semakin baik dan lebih mendukung pernikahan seseorang, semakin kecil kemungkinan untuk orang tersebut bertambah berat badannya di usia paruh baya. “Penelitian ini menunjukkan hubungan perkawinan yang mendukung (bahagia) dikaitkan dengan bobot tubuh yang lebih sehat pada usia paruh baya,” ungkap Ying Chen, co-author penelitian ini dikutip dari Time, Selasa (13/03/2018).
“Ini menambah bukti bahwa hubungan sosial yang positif adalah aset kesehatan,” tambah ahli post-doktoral di departemen epidemiologi di Harvard T.H Chan School of Public Health tersebut. Untuk mendapat temuan ini, para peneliti merekrut 2.650 orang yang telah menikah atau terlibat dalam hubungan seperti pernikahan jangka panjang.
Para peserta diminta untuk menjawab pertanyaan seputar tingkat dukungan dan ketegangan pernikahan mereka, serta keseluruhan kualitas hubungan mereka. Mereka menilai secara numerik hal tersbeut. Selanjutnya, mereka diminta memberikan informasi berat badan selama 9 tahun terakhir.
Setelah dianalisis, orang dengan tingkat kualitas dan dukungan pernikahan yang tinggi cenderung lebih sedikit bertambah berat badannya. Selain itu, untuk setiap peningkatan skala kualitas pernikahan, berat badan seseorang lebih ringan sekitar 0,3 kilogram. Mereka juga cenderung memiliki risiko obeitas 10 persen lebih rendah.
Untuk setiap kenaikan pada skala dukungan, berat badan mereka berkurang 1,5 kilogram. Dengan kata lain, risiko obesitas menurun sekitar 22 persen. Sayangnya, para peneliti tidak mengetahui dengan pasti apa yang jadi penyebab hal ini.
Mereka berpendapat hal ini merupakan manfaat dari dukungan sosial yang sangat baik sehingga mendorong pasngan untuk melakukan gaya hidup sehat. Namun menariknya, para peneliti juga menemukan, pernikahan yang kurang harmonis tidak tampak sangat mempengaruhi berat badan seseorang. “Ada kemungkinan pasangan paruh baya yang telah bersama dalam waktu lama mungkin telah mengembangkan strategi efektif untuk mengatasi pengalaman pernikahan yang negatif,” kata Chen.
“Kemungkinan lain adalah karena penelitian ini hanya mencakup peserta yang telah menikah saat dinilai pada usia paruh baya, hubungan pernikahan yang buruk mungkin telah berujung dengan perpisahan di waktu sebelumnya dan itu tidak layak kami jadikan sampel,” imbuhnya. Meski begitu, para peneliti optimis bahwa temuannya bermafaat bagi masyarakat luas.
“Penelitian kamu menambah bukti bahwa hubungan sosial positif (bukan hanya hubungan pernikahan, namun integrasi dan dukungan sosial yang lebih besar pada umumnya) mungkin terkait dengan kesehatan dan kesejahteraan yang baik,” tutupnya.