Adalah Winai Dahlan, yang juga cucu dari KH Ahmad Dahlan, pendiri Persyarikatan Muhammadiyah menjadi pemrakarsa gerakan halal di Thailand. Pada 1994 hingga kini telah membuahkan hasil yang siginifikan, tidak hanya bagi umat Islam di Thailand, tetapi juga seluruh dunia.
Semuanya, berawal dari Masjid Jawa dan hidup dengan filosofi orang Jawa menginspirasi beliau untuk menjadi seseorang di negeri Gajah Putih. Anak kelima dari Erfan Dahlan ini telah membuktikan eksistensi dan wujud ijtihad-nya dalam memajukan peradaban Islam sehingga dinobatkan sebagai salah satu dari 500 muslim paling berpengaruh di dunia.
Berangkat dari insiprasi tersebut, empat peneliti Marissa Haque, Jaorana Amiruddin, Maya Dania dan Reni Juwitasari meluncurkan buku yang berjudul Jawa dan Halal di Thailand. Dari hasil riset empat peneliti tersebut bahwa Islam di Thailand hadir dengan bentuk unik manajemen kualitas berlandaskan sains dan teknologi berbasis kampus, didukung oleh strong leadership seorang Muslim Thai (bukan Thai Muslim) berdarah 100 persen Jawa yang bermuara pada pendekatan kultural tiga filosofi Jawa yang sangat membumi, tajam tanpa melukai, berlari tanpa mendahului, dan mengajari tanpa menggurui.
“Kami berempat berusaha mengumpulkan informasi awal yang sekiranya kelak dapat menjadi petunjuk bagi penelitian berikutnya yang dapat dilakukan oleh siapapun juga anak bangsa untuk Indonesia tercinta, ujar Marissa kepada Republika usai acara Peluncuran Buku Jawa dan Halal di Thailand, di Gedung Muhammadiyah, Jakarta, Senin (26/2).
Buku ini kelak diharapkan akan mampu menjadi penyemangat untuk pembangunan sistem manajemen halal di Indonesia, yang selama berjalan 2017 lalu terjadi beberapa dinamika. Semisal, Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) dan UI Halal Centre.
Indonesia lebih baik terlambat namun sudah mulai melakukan langkah awal daripada tidak melakukan pembenahan sama sekali. Namun, tentunya akan lebih sempurna lagi jika kita sadar menyerap hal positif terhadap best practices dari negara lain, ungkapnya.