News

Penelitian Siswa Indonesia Dinilai Cukup Berkualitas

JAKARTA– Hasil penelitian siswa Indonesia dinilai cukup berkualitas dan mampu bersaing dengan penelitian dari para siswa luar negeri. Terbukti, tidak sedikit riset dan produk inovatif anak Indonesia yang memenangi kompetisi internasional.

“Hasil-hasil riset dari para siswa dan mahasiswa Indonesia ternyata memang cukup berkualitas dan tidak kalah dengan riset dari anak-anak dari negara lain,” ujar Direktur Pengembangan Sumber Daya Manusia Indonesian Invention and Innovation Promotion Association (INNOPA), Winda Tiarahmawati.

Menurutnya, banyak produk-produk inovasi karya anak bangsa yang mampu bersaing dengan negara lain. Bahkan, tidak sedikit karya penelitian siswa Indonesia menjuarai event penelitian siswa tingkat dunia. Dikatakan, cukup banyak hasil penelitian siswa Indonesia yang didaftarkan ke pihak INNOPA untuk diikutsertakan dalam kompetisi internasional. “Tahun lalu kita ikutkan 25 event, dan tahun ini rencananya akan ada 44 event kompetisi Internasional yang akan diikuti oleh siswa dan mahasiswa Indonesia,” sebutnya.

Dikatakan, salah satu hasil riset dan karya inovasi yang cukup membanggakan datang dari siswa SMAN 1 Matauli Pandan. Dimana berhasil menyabet medali emas dalam ajang Kaohsiung International Invention and Design Expo (KIDE) 2017, di Taiwan, dan International Intellectual Property, Invention, Innovation and Technology Exposition (IPITex) 2018, di Bangkok.

Adapun hasil penelitian dan inovasi produk yang berhasil diciptakan oleh siswa SMAN 1 Matauli Pandan adalah Avoteman dan Corncob Hand Sanitizer. Avoteaman sendiri merupakan inovasi pemanfaatan Biji Alpukat sebagai bahan teh herbal. Sementara Corncob Hand Sanitizer merupakan inovasi bonggol jagung menjadi bahan antiseptik tangan.

Ke depan diharapkan akan semakin banyak dukungan dan dorongan, utamanya dari pihak pemerintah kepada para siswa Indonesia untuk terus melakukan pengembangan riset. “Kita perlu menjembatani inovasi yang dihasilkan oleh siswa Indonesia untuk dikenalkan keluar negeri. Kita perlu merubah pola Indonesia yang konsumtif menjadi produktif,” tandas Winda. (suaramerdeka.com)

Join The Discussion