News

Peneliti Ungkap Jenis Makanan yang Meningkatkan “Mood”

Makanan sering dihubungkan dengan masalah kesehatan fisik. Tapi beberapa tahun belakangan, dalam berbagai penelitian, makanan juga diketahui dapat meningkatkan mood dan kesehatan mental.

Menurut sebuah penelitian terbaru, efek makanan spesifik pada kesejahteraan psikologis seseorang sangat bergantung pada usia.

Penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari State University of New York tersebut menemukan bahwa makanan tertentu mempengaruhi mood dan kesehatan mental. Hanya saja, jenis makanannya berbeda untuk orang dewasa muda (berusia 18-29 tahun) dan untuk orang dewasa matang (berusia 30 tahun ke atas).

Menurut Lina Begdache, co-author penelitian tersebut, temuan ini dapat membantu individu untuk membuat pilihan makanan yang menguntungkan kesehatan mental mereka.

Poin penting dalam penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Nutritional Neuroscience ini adalah perbedaan mempengaruhi asupan makanan yang harus dikonsumsi. Begdache menegaskan, struktur otak manusia tidak selalu sama sepanjang masa hidup.

“Pematangan otak mungkin tidak selesai hingga usia 30, yang mungkin menjelaskan perbedaan kontrol emosi, pola pikir, dan ketahanan antara orang dewasa muda dan orang dewasa matang,” ujar perempuan yang merupakan asisten profesor studi kesehatan dan kesejahteraan tersebut dikutip dari Medical News Today, Selasa (12/12/2017).

“Akibatnya, faktor makanan dapat mempengaruhi kesehatan mental secara berbeda pada kedua populasi ini,” sambungnya.

Untuk mendapat temuan ini, para peneliti menggunakan platform media sosial untuk mengirim Kuesioner Makanan-Suasana Hati (FMQ). Respondennya dibagi menjadi dua kelompok, orang dewasa muda dan orang dewasa matang.

Usia 18-29 Tahun

Hasilnya, para peneliti menemukan bahwa asupan daging unggas dan daging merah dikaitkan dengan suasana hati dan kesehatan mental yang lebih baik pada orang dewasa muda. Jenis makanan ini meningkatkan kadar bahan kimia penguat mood di otak seperti serotonin dan dopamin.

Anehnya, makanan tersebut tidak meningkatkan suasana hati pada orang dewasa matang.

“Olahraga teratur juga meningkatkan suasana hati dan kesehatan mental serta neurotransmitter,” kata Begdache.

“Dengan kata lain, orang dewasa muda yang makan daging kurang dari tiga kali seminggu dan berolahraga kurang dari tiga kali seminggu menunjukkan tekanan mental yang signifikan,” imbuhnya.

Baca juga: Tambahkan Garam pada Makanan Pendamping ASI, Amankah?

Tim peneliti tersebut juga mengatakan bahwa temuan ini menunjukkan bahwa otak orang dewasa muda mungkin lebih sensitif terhadap peningkatan zat kimia yang meningkatkan mood.

Usia 30 Tahun ke Atas

Menariknya, mereka juga menemukan bahwa kesehatan psikologis orang dewasa matang meningkat dengan asupan buah dan sayuran yang lebih besar. Makanan itu kaya akan antioksidan, yang dapat memerangi kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas.

“Dengan penuaan, ada peningkatan pembentukan radikal bebas (oksidan), jadi kebutuhan antioksidan meningkat. Radikal bebas menyebabkan gangguan pada otak, yang meningkatkan risiko tekanan mental,” kata Begdache.

Secara keseluruhan, para peneliti percaya bahwa hasilnya menunjukkan bahwa usia seseorang mempengaruhi efek asupan makanan terhadap kesejahteraan psikologis.

“Tingkat pematangan otak dan perubahan terkait usia pada morfologi serta fungsi otak mungkin memerlukan penyesuaian dalam diet (pola makan) untuk meningkatkan kesehatan mental,” kata Begdache.

Untuk studi lanjutan, tim ini berencana menyelidiki apakah ada efek makanan terhadap kesehatan mental ini juga bergantung pada jenis kelamin. Itu karena struktur otak pria dan wanita berbeda.

Join The Discussion