News

Peneliti Temukan 88 Spesies Rumput Laut NTB

Para peneliti dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Mataram menemukan sebanyak 88 spesies rumput laut di perairan laut Nusa Tenggara Barat setelah melakukan kajian sejak 2005.

Penelitian yang sudah dilakukan selama hampir 14 tahun tersebut diharapkan akan menghasilkan teknologi untuk peningkatan produksi rumput laut. Apalagi, rumput laut adalah salah satu program unggulan pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi NTB.

“Dari hasil penelitian keanekaragaman rumput laut cukup banyak mencapai 88 spesies. Semuanya di perairan laut NTB,” kata Guru Besar Universitas Mataram (Unram) Prof Sunarpi, di Mataram, Minggu (18/2), seperti dilansir dari Antara.

Penelitian yang melibatkan beberapa pakar juga bertujuan untuk mengetahui masalah sosial dan budaya serta pemanfaatan tata ruang perairan laut di NTB, untuk budi daya rumput laut.

“Rumput laut ada yang dibudidayakan, dan ada yang hidup di perairan bebas yang tidak ada kepemilikannya. Jadi kami juga meneliti seperti apa kebijakan pemerintah tentang penggunaan ruang perairan untuk komoditas rumput laut,” ujarnya.

Sejauh ini, kata dia, pihaknya belum mengetahui secara pasti apakah 88 jenis rumput laut yang sudah ditemukan memiliki ‘karagenan’ atau senyawa yang diekstraksi dari rumput laut. Oleh sebab itu, masih perlu dilakukan penelitian lanjutan.

Penelitian terus dilakukan dengan pendanaan dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) dengan skim kompetitif. Penelitian yang dilakukan bersama beberapa anggota kelompok peneliti tidak hanya di lapangan, namun juga di laboratorium.
“Kami masih dalam penelitian mengukur kadar karagenan dari masing-masing spesies. Mana yang bisa menghasilkan agar, mana yang bisa menjadi pupuk, kosmetik dan anti kanker,” ujar mantan Rektor Unram dua periode ini.

Selama ini, kata Sunarpi, jenis rumput laut yang dibudidayakan oleh masyarakat pesisir, yakni ‘eucheuma cottonii’. Jenis ini merupakan rumput laut yang paling banyak dibudidayakan di wilayah perairan laut Indonesia, salah satunya NTB.

Rumput laut jenis lainnya adalah ‘eucheuma spinosum’. Jenis ini juga menghasilkan ‘karagenan’, seperti ‘eucheuma cottonii’. Selain itu, rumput laut ‘gracilaria spp’ yang banyak dibudidayakan dengan memanfaatkan tambah di pinggir pantai.

“Dari 88 spesies rumput laut yang sudah kami koleksi, ada tiga jenis yang sudah biasa dibudidayakan. Kami coba meneliti lagi apa ada spesies lain yang bisa dibudidayakan secara massal dan seperti apa teknologinya,” kata Sunarpi yang mengaku ingin fokus meneliti rumput laut setelah tidak lagi menjadi rektor

Join The Discussion