JAKARTA – Meski terkenal sebagai serangga menjijikkan dan sumber penyakit, kecoak ternyata memiliki satu sisi baik, yaitu membantu perkembangan teknologi robotik. Mungkin kamu bertanya-tanya, bagaimana bisa?
Tim peneliti dari Johns Hopkins University telah mempelajari bagaimana kecoak bergerak untuk kemudian diterapkan pada robot. Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Bioinspiration & Biomimetics itu, para peneliti itu berharap bisa membuat robot yang dapat bergerak dengan lincah dan tanpa hambatan di segala medan, layaknya seekor kecoak yang bisa bergerak di mana saja.
Selain itu, robot tersebut juga diharapkan dapat membantu manusia terutama di kawasan berbahaya seperti daerah yang baru mengalami bencana alam ataupun daerah yang lingkungannya terlalu ekstrem bagi manusia.
“Kami mencoba untuk memahami bagaimana mereka bisa melewati medan yang sangat kompleks, dan kami berharap untuk kemudian mentransfer kemampuan tersebut ke robot,” ujar Chen Li, asisten profesor teknik mesin Johns Hopkins University yang juga salah satu anggota tim peneliti.
Beberapa manuver gerakan robot yang diinspirasi dari kecoak sebenarnya telah berhasil diciptakan. Bahkan, tim peneliti telah membuat sebuah robot berkaki banyak untuk bisa meniru gaya lari serangga yang ditakuti banyak orang itu.
Mereka juga kemudian menambahkan bagian “ekor” untuk membantu robot mereplika posisi tubuh kecoak saat serangga itu melewati medan tantangan buatan di laboratorium.
Penambahan sederhana itu membantu meningkatkan kemampuan robot “kecoak” untuk bisa melewati medan rintangan seperti gundukan dengan persentase keberhasilan hingga 75 persen dan melewati suatu celah dengan persentase hingga 50 persen.
“Kami baru saja mulai memahami bagaimana makhluk ini bergerak melewati sebuah medan 3D di mana terdapat halangan yang lebih besar atau setara dengan ukuran hewan atau robot,” tambah Li.
Langkah selanjutnya dari tim peneliti adalah memperhitungkan apakah temuan ini dapat diterapkan pada medan yang dipenuhi lebih banyak lagi rintangan seperti reruntuhan bangunan.
Jika temuan ini dapat diterapkan pada robot, bukan tidak mungkin di masa depan langkah penyelamatan saat terjadi bencana atau eksplorasi suatu daerah dengan lingkungan ekstrem diatasi lewat robot “kecoak” ini. (IFR/Kumparan.com)