Tanggal 4 Februari lalu diperingati sebagai Hari Kanker Sedunia, momentum tahunan untuk meningkatkan kesadaran tentang kanker dan mendorong pencegahan, deteksi dan perawatannya. Para peneliti di Pusat Kanker John Hopkins Kimmel di Baltimore, Maryland, sedang mengembangkan tes darah yang bisa memantau delapan jenis kanker.
Kanker adalah penyebab kematian kedua di seluruh dunia, dan kebanyakan orang tidak menyadari bahwa mereka menderita penyakit ini hingga muncul gejalanya. Hal ini dapat berubah lewat uji darah yang disebut CancerSEEK.
Nickolas Papadopoulos, pakar onkologi dan patologi di Pusat Kanker John Hopkins Kimmel di Baltimore, Maryland, mengatakan, “Tes ini dirancang bagi orang yang tidak menunjukkan gejala terkena kanker. Pada dasarnya inilah tujuan tes ini. Tetapi perbedaan lain adalah: satu, ini tes multi-analisis yang mendeteksi DNA dan protein, dan ini unik dalam tes darah karena dapat mendeteksi beberapa jenis tumor.’’
Dr. Nickolas Papadopoulos mengatakan tes ini dapat menyaring 18 kanker umum, dan mampu mengetahui dimana lokasi kanker tersebut. Ia dan timnya di Pusat Kanker John Hopkins Kimmel memeriksa DNA dan protein terkait kanker, dalam darah lebih dari seribu pasien kanker. Tes pada darah tersebut positif pada sekitar 70% penderita, dan menghasilkan hanya tujuh hasil yang positif palsu di kelompok kontrol 812 orang yang sehat.
Diperlukan uji coba dalam skala yang lebih besar, tetapi Papadopoulos mengatakan pekerjaan mereka bisa menghemat uang dan menyelamatkan nyawa.
‘’Merawat penderita kanker stadium lanjut sangat mahal. Obat-obatannya sangat mahal. Dan kami percaya bahwa uji pemeriksaan untuk mengetahui kanker pada orang yang masih merasa sehat, tidak memiliki gejala apapun dan berharap kanker yang ada masih pada tahap sangat dini ; bisa lebih mudah dirawat dan murah perawatannya, juga menyelamatkan nyawa dibanding dengan hanya memperpanjang kehidupan mereka,’’ kata Papadopoulos.
Para peneliti berharap CancerSEEK pada akhirnya akan menjadi bagian pemeriksaan kesehatan rutin, sebagai cara mengetahui kanker lebih dini. (IFR/VOAIndonesia.com)