RHODE ISLAND — Robot mungkin hebat dalam melakukan hal yang sederhana dan berulang. Tapi terkadang, memasukkan informasi ke dalam sistem adalah proses yang jauh lebih kompleks.
Sebuah tim peneliti di Brown University dan MIT sedang mengembangkan sebuah sistem di mana robot dapat merencanakan tugas dengan mengembangkan konsep abstrak dari objek dan ide dunia nyata berdasarkan keterampilan motorik. Dengan sistem ini, robot bisa melakukan tugas yang kompleks.
Para periset memprogram robot dengan dua tangan (Perangkat Anathema atau “Ana”) untuk memanipulasi benda di ruangan, membuka dan menutup lemari dan pendingin, membalikkan lampu dan memungut botol. Saat melakukan tugas, robot mengambil barang di sekitarnya dan memproses informasi melalui algoritma yang dikembangkan oleh para periset.
Menurut tim, robot itu mampu mempelajari konsep abstrak tentang objek dan lingkungan. Anda bisa menentukan bahwa pintu harus ditutup sebelum bisa dibuka.
”Dia mengetahui bahwa cahaya di dalam lemari sangat terang, sehingga mengeluarkan sensornya,” tulis para peneliti dalam sebuah rilis yang mengumumkan temuan mereka, dikutip TechCrunch, Ahad (11/2).
Peneliti menjelaskan, untuk memanipulasi botol di dalam lemari, cahayanya harus dimatikan. Dia juga mengetahui bahwa untuk mematikan lampu, pintu lemari harus ditutup, karena pintu yang terbuka menghalangi akses ke sakelar.
Setelah diproses, robot mengaitkan simbol dengan salah satu konsep abstrak ini. Ini adalah semacam bahasa umum yang dikembangkan antara robot dan manusia yang tidak memerlukan pengkodean yang kompleks untuk dieksekusi.
Jenis kualitas adaptif ini berarti robot bisa menjadi jauh lebih mampu melakukan berbagai tugas yang lebih beragam di lingkungan yang beragam, dengan memilih tindakan yang perlu dilakukan dalam skenario tertentu.
”Jika kita menginginkan robot cerdas, kita tidak bisa menulis sebuah program untuk segala hal yang mungkin ingin mereka lakukan. Kita harus bisa memberi mereka tujuan dan membuat mereka menghasilkan tingkah laku mereka sendiri,” kata George Konidaris, asisten profesor Universitas Brown yang memimpin penelitian tersebut kepada TechCrunch.
Tentu, meminta setiap robot untuk belajar dengan cara ini tidak efisien. Namun para periset percaya mereka dapat mengembangkan bahasa yang sama dan menciptakan ketrampilan yang bisa diunduh ke perangkat keras baru. Menurut Konidaris, apa yang akan terjadi di masa depan adalah akan ada perpustakaan keterampilan, dan orang-orang bisa mengunduhnya.