JAKARTA, (PR).- Sebanyak 57 calon doktor akan melakukan riset di luar negeri bekerja sama dengan sejumlah kampus terbaik dunia. Penelitian tersebut harus berujung pada publikasi ilmiah internasional di jurnal bereputasi dunia dan wajib diselesaikan maksimal dalam kurun 4 tahun.
Syarat tersebut sesuai dengan program Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU). Pasalnya, sebanyak 57 peniliti tersebut merupakan peserta PMDSU tahun ini.
Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Ali Ghufron Mukti mengatakan, penelitian tersebut terbentuk melalui skema beasiswa Peningkatan Kualitas Publikasi Internasional (PKPI) atau dikenal dengan program sandwich like. Peserta PMDSU akan menjajal laboratorium canggih di perguruan tinggi terbaik dan mendapat supervisi dari profesor kelas dunia selama tiga sampai enam bulan.
Ghufron menegaskan, selama studi magister dan doktor selama empat tahun tersebut, setiap mahasiswa PMDSU ditargetkan menyelesaikan minimal dua publikasi internasional.
“Kesempatan ini patut disyukuri dengan cara disiplin dan serius. Jangan sampai Anda berangkat tidak siap, hanya membayangkan ke luar negeri saja. Sebab, yang terpenting adalah apa yang kalian bisa dapatkan selama meneliti di laboratorium canggih di sana,” kata Ghufron di Kantor Kemenristekdikti, Jakarta, Kamis, 28 Juni 2018.
Ia menjelaskan, publikasi internasional yang dibuat mereka harus mensitasi tulisan-tulisan ilmuwan dalam negeri yang masih relevan atau berhubungan dengan topik penelitiannya.
Menurut dia, banyak tulisan ilmuwan dalam negeri yang layak untuk disitasi, bahkan kualitasnya pun tidak kalah dengan tulisan ilmuwan dari negara-negara lainnya. “Dengan begitu, turut mendongkrak ranking perguruan tinggi Indonesia melalui sitasi,” ujarnya.
Ia menyatakan, sebanyak 57 peneliti tersebut juga menjadi duta bagi Indonesia yang berperan sebagai jembatan untuk meningkatkan kerja sama, utamanya dalam riset. Dengan demikian, ke depannya, diharapkan dunia Iptek dalam negeri akan maju dan lebih bersaing di tingkat global.
“Di Indonesia banyak sekali hal yang bisa diteliti. Saya berharap mereka bisa mengmukakan ide penelitian dengan baik sehingga terbuka lebar untuk penelitian lanjutan,” katanya.
Indikator keberhasilan
Direktur Kualifikasi Sumber Daya Manusia Ditjen SDID Kemenristekdikti Muklas Ansori menambahkan, keberhasilan peserta PKPI PMDSU bukan ketika mereka berhasil berangkat ke luar negeri, tetapi saat mampu merampungkan penelitian dan mempublikasikannya di jurnal internasional bereputasi.
“Sejelek-jeleknya draft lebih baik daripada belum menulis. Kalau sudah draft bisa diperbaiki dan dituntaskan. Karena program PMDSU ini harus lulus tepat waktu, tidak ada perpanjangan,” kata Muklas.
PMDSU diklaim sebagai salah satu program unggulan Kemenristekdikti. Pada pelaksanaan PKPI PMDSU kali ini, para peserta paling banyak akan berangkat ke Jepang, yakni sebanyak 26 orang.
Sedangkan 6 orang lainnya ke Jerman dan 4 orang masing-masing ke Inggris dan Amerika Serikat. Sisanya menyebar ke Turki, Belanda, Malaysia, Polandia dan Tunisia. di Afrika.
“Targetnya q-1 dan saat kembali sudah berhasil submit jurnal. Memang akan banyak tantangannya, dari mulai iklim sampai dengan budaya. Jadi mereka harus kerja keras dan kerja cerdas,” ujarnya.