News

3 Penelitian Ini Buktikan Jika Bintang Paling Awal di Alam Semesta

Sebuah penelitian yang dilakukan di penelitian Antena Radio Darat di bagian Barat Australia telah mendeteksi bukti mengenai bintang-bintang yang paling awal diketahui. Bintang-bintang paling awal ini menjadi ‘penerang’ bagi bayi alam semesta yang masih diselimuti oleh ‘kegelapan’ beberapa saat setelah terjadinya peristiwa Dentuman Besar (Big Bang).

Penelitian yang pendanaannya dibiayai oleh US National Science Foundation ini menggunakan serangkaian peralatan yang disebut dengan Radio Spectrometer. Hasil penelitian yang dilakukan di Murchinson Radio-Astronomy Observatory di Australia Barat ini dipublikasikan dalam Jurnal Nature.

1. Peneliti telah mendeteksi gas hidrogen yang mengindikasikan keberadaan bintang purba

Dilansir dari laman berita Reuters, pada Rabu (28/2/2018) lalu para Peneliti mengatakan bahwa mereka telah berhasil mendeteksi sinyal-sinyal samar dari gas hidrogen purba. Serangkaian peralatan penelitian yang melibatkan Radio Spectrometer memberikan indikasi mengenai keberadaan bintang-bintang, sekitar 180 juta tahun setelah terjadinya Dentuman Besar. Peristiwa Dentuman Besar ini sendiri terjadi kurang lebih sekitar 13,8 miliar tahun yang lalu.

Pada saat awal-awal pembentukan alam semesta, gas Hidrogen merupakan komponen paling umum yang termuat di alam semesta dari dulu hingga sekarang. Kumpulan bintang-bintang awal tersebut tidak langsung teramati dalam bentuk objek namun lebih kepada paparan radiasi ultraviolet.

Paparan radiasi ultraviolet ini mengubah sifat-sifat dan juga keadaan-keadaan gas hidrogen di sekitarnya. Perubahan ini mengakibatkan gas-gas hidrogen itu menyerap energi gelombang dari sisa-sisa cahaya Dentuman Besar. Sehingga membuatnya mampu terdeteksi.

2. Hasil Pengamatan Ini Mengonfirmasi Ekspektasi dan Spekulasi Mengenai Awal Kemunculan Bintang-Bintang

Seorang Kosmolog yang berasal dari Arizona State University, Judd Bowman mengungkapkan bahwa hasil-hasil pengamatan ini mengonfirmasi spekulasi mengenai bintang-bintang awal muncul.

“Gas ini nyaris sepenuhnya adalah Hidrogen dan juga Helium. Kebalikan dengan saat ini dimana kebanyakan bintang-bintang terbentuk dari gas-gas yang diperkaya dengan unsur-unsur yang lebih berat seperti karbon dan juga oksigen. Bintang-bintang awal diperkirakan sangat masif, memiliki rentang hidup yang pendek dan juga berwarna biru,” kata Judd Bowman seperti dilansir dari laman berita Reuters.

3. Bintang-bintang awal kemungkinan terbentuk sekitar 180 juta tahun

Perjalanan teori dentuman besar memang menyisakan banyak misteri dan kekaguman. Dengan berhasil dideteksinya sisa-sisa gas hidrogen purba ini membuka cakrawala pengetahuan baru mengenai terbentuknya bintang-bintang awal di alam semesta.

“Kami tidak bisa mengatakan tepatnya kapan-kapan bintang-bintang pertama di alam semesta itu terbentu. Tapi sekarang (berbekal hasil pengamatan ini) kami tahu bahwa hal itu sekitar 180 juta tahun yang lalu,’ tambah Judd Bowman.

Menurut hasil yang dilaporkan, sinyal-sinyal gelombang radio yang terdeteksi ini merentang dalam berbagai frekuensi. Sinyal-sinyal ini dua kali lebih kuat bila dibandingkan dengan yang dihipotesiskan oleh para ilmuwan.

Menurut Astronom Radio dari Massachusetts Institute of Technology Haystack Observatory, Alan Roger, hal ini bisa saja mengindikasikan adanya interaksi antara gas purba dan juga materi gelap yang selama ini keberadaannya masih cukup misterius di alam semesta.

Materi gelap (Dark matter) dan juga Energi Gelap (Dark Energy) selama ini dihipotesiskan memberikan sumbangsih yang cukup signifikan bagi perkembangan dan perjalanan hidup alam semesta ini, dilansir darigeek.com dan Space.com. Materi misterius ini juga diduga sebagai salah satu pihak yang bertanggung-jawab terhadap terjadinya pengembangan alam semesta.

Hingga saat ini, keberadaan materi gelap ini sendiri masih menjadi misteri. Belum ada pengamatan langsung yang memberikan bukti-bukti akurat mengenai keberadaan materi ini di alam semesta. (IFR/IDNTimes.com)

Join The Discussion