News

200 Pelajar Se-Jateng Jadi Peneliti Muda Selama 5 Hari di Kabupaten Temanggung

Dikutip dari tribunnews.com, sekitar 200 peneliti muda, yang masih mengenyam pendidikan setingkat sekolah menengah pertama (SMP) – sekolah menengah atas (SMA), meng‎ikuti gelaran Perkemabahan Ilmiah Remaja Regional (PIRR) Jawa Tengah (Jateng) di Temanggung.

PIRR bakal digelar selama lima hari, terhitung mulai Senin – Jumat (8-12/7).

‎”Kami berharap PIRR ini menjadi pemicu lahirnya peneliti-peneliti muda handal, yang mampu menghasilkan sebuah penelitian yang berguna bagi masyarakat ‎luas,” kata Sekretaris Utama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Nur Tri Aries, usai pembukaan kegiatan tersebut, di gedung Graha Bhumi Phala.

Dituturkan gelaran ini terselenggara berkat kerjasama antara Pemkab Temanggung‎ dan Pemprov Jateng.

Tentu, juga dengan LIPI.

Ia menyebut, setidaknya terdapat 200-an pelajar yang terlibat.

Mereka berasal dari 14 sekolah setingkat SMP dan 43 lembaga pendidikan setingkat SMA.

Dituturkan, 57 sekolah yang terlibat berasal dari 23 kabupaten/kota di Jateng.

Nantinya, ucap Nur lebih lanjut, para peserta akan melakukan penelitian terkait berbagai potensi yang ada di berbagai penjuru, di Kabupaten Temanggung.

Di antaranya embung Kledung, mata air suci Jumprit, kebun kopi robusta di Desa Mergowati Kecamatan Kedu.

Lalu, sentra batik Tinular Sih di Kelurahan Manding Kecamatan Temanggung, dan tembakau srintil di Desa Legoksari Kecamatan Tlogomulyo.

“Selama lima hari, mereka akan melakukan penelitian ilmiah di tempat-tempat tersebut, untuk kemudian ‎dibuat karya (ilmiah).

Karya-karya itu akan diserahkan ke Bappeda Temanggung,” urainya.

‎Sementara itu, Wakil Bupati Temanggung R Heri Ibnu Wibowo, mengatakan kegiatan ini tentu diharapkan memberi dampak positif bagi Kota Tembakau.

Ia berharap, ada penelitian terkait pola tata niaga tembakau di Temanggung.

Sehingga, ke depan hasil penelitian ini bisa menjadi acuan bagi pemerintah untuk memperbaiki tata niaga tembakau, yang lebih bisa menyejahterakan petani, dan menguntungkan semua pihak.

Menurut dia, tata niaga tembakau saat ini cukup rumit dan panjang.
“Jika ada hasil penelitian secara ilmiah atau akademis, maka hasilnya bisa digunakan sebagai pijakan pemerintah untuk merekomendasikan tata niaga tembakau yang lebih simpel dan sederhana,” ujarnya.

‎Menurutnya, selama ini pemerintah kesulitan untuk melakukan intervensi, perihal tata niaga tembakau.

Karena itu, sebagai langkah awal pemerintah, dibutuhkan pijakan berdasark kajian ilmiah, untuk bisa melakukan intervensi.

“Satu-satunya jalan untuk jadi pijakan intervensi tata niaga tembakau adalah adanya hasil kajian atau penelitian ilmiah,” ‎kata dia.

‎Bila sebelum panen raya tembakau tahun 2019 ini ada kajian mengenai hal itu, pihaknya coba akan menerapkannya. ‎

“Insya Allah, kalau memang ada hasil penelitan dan kajian ilmiahnya, segera kita coba terapkan untuk tata niaga tembakau pada 2019 ini,” pungkasnya.

Join The Discussion